menulis ala ipong

pinter karena membaca.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 31 Oktober 2016

BANTU WUJUD KAN MIMPI DAN HARAPAN ANAK PELOSOK

Ratih Indriyani (13 tahun) siswi kelas 6 SDN Kuta Luhur Kp Cijangkar Desa Bantar Kalong Kec Warung kiara Kab Sukabumi.

Seorang anak yang menderita lumpuh permanen bawaan lahir serta penyakit paru-paru basah kronis yang mulai perlahan menggerogoti kondisi tubuh serta menyerang pita suara nya,hingga saat ini suara pun parau nyaris hilang.

Beberapa hari terakhir darah segar pun sudah keluar di saat Ratih batuk.
Ratih hanya bisa pasrah terdiam lemah di rumah nya di temani Aprico boneka kesayangan nya.

Kini...
Tidak ada lagi di dapat kecerian suara-suara teman sebaya nya di saat jam sekolah.

Tidak ada lagi suara intruksi sang guru pemberi materi di dalam kelas.

Tidak ada lagi suasana meja untuk menulis serta bangku untuk menopang ia berfikir di saat belajar.

Tidak ada lg nilai dan absensi yang di dapat.

Tak ada lagi jeritan suara mesin motor sang ayah yang setia setiap hari melintas beberapa kilo meter melalui jalan tanjakan dan turunan tanah merah berlumpur di saat  mengantar membawa Ratih berangkat dan pulang sekolah.

Yaaa..semua semangat dan harapan sang anak untuk tetap pergi belajar di sekolah mulai redup mulai sirna di gerogoti penyakit yang di derita serta akibat cuaca hujan yang lagi melanda kampung halaman nya.

Hujan yang turun setiap hari nya kini mulai memperburuk kondisi fisik serta kesehatan Ratih dan memaksa nya untuk tidak bisa pergi belajar ke sekolah.

Paru paru basah yang di derita serta ketidak mampuan nya Ratih untuk sekedar berpegangan di saat di bonceng motor.
Memaksa sang ayah dengan berat hati ambil keputusan mengistirahat kan sang anak di rumah dalam beberapa waktu untuk tidak pergi belajar ke sekolah sampai cuaca cerah berpihak pada sang anak.
Menurut sang ayah hujan serta buruk nya cuaca saat ini sangat berakibat langsung dan berimbas pada kondisi kesehatan sang anak yang tiap hari  kondisi nya semakin melemah.

Kunjungan terakhir kami ke kediaman Ratih Indriyani di Kp Cipancer Desa Bojong jengkol Kec Bojong Lopang waktu lalu.
Melihat langsung kondisi kesehatan Ratih saat itu.memaksa kami untuk berinisiatif secepat nya berbuat sesuatu dalam hal membantu Ratih mewujud kan semua mimpi,harapan serta cita-cita nya yang kelak ingin menjadi seorang dokter.

Tapi semua cita-cita serta mimpi nya pasti akan terkubur jauh apabila kita tidak secepat membantu Ratih untuk sembuh agar ia tetap bersekolah dan bisa meraih cita-cita nya lewat dunia pendidikan.

Lewat tulisan ini kami mengajak Bapak,ibu,saudara ku.Terutama teman,kawan,sahabat ku semua nya untuk bisa berbagi lewat kami.untuk membantu mewujud kan harapan Ratih untuk bisa tetap bersekolah tanpa harus di batasi oleh cuaca.
Terutama membantu mewujud kan harapan Ratih untuk kesembuhan dari penyakit paru-paru basah nya.

Besar kecil bantuan anda saya yakin bisa membantu mewujudkan mimpi dan harapan serta semangat anak pelosok seperti Ratih Indriyani untuk meraih masa depan esok hari.

Dana yang terkumpul akan di pakai untuk biaya pengobatan serta operasi paru-paru Ratih.
Membeli semua kebutuhan penunjang kegiatan belajar dan pendidikan Ratih.
Mari sinergi,berbagi dan peduli untuk generasi negri..!!

Info donasi :
Tlp/sms :
08561886633 (ipong)
085785166752 (aldi.ucox)

WA :
087718425252 (zoel)
081381855626 (ipong)

Donasi bisa di salurkan lewat Transfer ke No Rek :

Bank Mandiri : 1770000563178 a/n zul maimun hambali
Bank BCA : 3770189518 a/n Ahmad Sarifan
Fb :
Vanz Iponkz Wae
Sabumi Volunteer
Zoel Maimun Hambali
Instagram :
@rumahangin
@komunitas_literasi_smi

Kamis, 27 Oktober 2016

Menyentuh Pelosok Sukabumi Dengan Buku

" Badan kehujanan sama pakaian kotor berlumpur tidak apa-apa asal jangan buku nya yang kehujanan dan kotor kena lumpur "

Kalimat seperti itu lah yang sering terlontar dari para relawan di saat menjelajah semua pelosok sukabumi dalam mengantar kan buku bacaan untuk anak-anak.

Hampir satu tahun sudah para relawan bahu membahu berjuang menghadir kan buku bacaan langsung untuk anak-anak serta masyarakat sukabumi.

Sudah beberapa Rumah Baca yang relawan bantu dalam hal pengadaan buku bacaan kini tersebar di beberapa titik lokasi kota dan kabupaten sukabumi.
Ada beberapa lokasi yang agak sulit dan butuh perjuangan extra untuk mencapai nya.

Akses jalan naik turun melalui areal perbukitan terkadang harus melalui jalanan licin masih tanah merah  bercampur lumpur yang setiap saat bisa membuat mereka tergelincir masuk ke dalam kubangan lumpur.

Serta sesekali mereka juga harus keluar masuk menempuh perjalanan menembus hutan dengan jalanan berbatu serta jarak tempuh yang lumayan jauh,apalagi di tempuh dengan kendaraan perjuangan selama ini yaitu kendaraan si VESPA PUSTAKA serta Motor Bebek yang sudah di desain memakai bok untuk memajang buku.namun itu sekedar untuk jalan yang relatif aman.

Itu lah sedikit banyak gambaran route yang mesti mereka tempuh demi satu cita-cita sederhana mereka yaitu menghadir kan buku - buku bacaan bagus untuk seluruh masyarakat serta anak-anak di seluruh Sukabumi.

Agar tetap bisa mengakses buku bacaan untuk bekal serta penunjang ilmu pendidikan mereka kelak serta dalam program mengkampanyekan budaya membaca buku pada masyarakat.


Di sela-sela obrolan ringan dengan beberapa relawan mereka berharap kedepan nya ada bantuan kendaraan dari siapa pun itu.

Mereka saat ini mengharap kan sekali mempunyai kendaraan operasional sebuah sepeda Motor Cross atau Motor Trail untuk oprasional angkut buku di lapangan.
Agar nanti nya seberat apapun medan yang para relawan lalui mereka tetap bisa berjuang menjangkau setiap penjuru pelosok sukabumi.
Walau pun selama ini mereka selalu mendapat kan pinjaman motor croos untuk sekali jalan dari beberapa rekan yang support selama ini.tapi resiko kerusakan dan mengganti spare part selalu membayangi para relawan dalam berjuang.

Untuk proses droping atau pun rotasi buku bacaan di pelosok para relawan kadang membutuh kan waktu dua hari satu malam karena berat nya medan yang mesti di lalui yang membuat waktu pun terkadang menjadi melar dan memaksa para relawan untuk menginap di kampung tujuan karena tidak mau ambil resiko kemalaman di tengah jalan apalagi area yang di lalui harus melewati hutan dan bukit.

Seperti yang di terjadi dalam pendistribusian buku untuk TAMAN BACA KUTA LUHUR Kp cijangkar Desa bantar kalong Kec Warungkiara Kab Sukabumi hari senin tanggal 26 oktober kemarin.

Kami hanya berharap ada donatur untuk kegiatan ini terutama untuk kendaraan operasional.

Karena kami hanya para relawan yang tidak mempunyai anggaran biaya untuk aksi.selama berkegiatan selama ini kita hanya mengandal kan jaringan dan ikatan sesama komunitas.


Kamis, 13 Oktober 2016

Mengembangkan Rumah Baca Melalui Kerajinan Tangan

" Koran bekas bisa di olah menjadi sebuah karya yang bisa menghasilkan uang".

Sebuah kerajinan tangan berbahan baku koran bekas kini mulai di kembangkan oleh rekan-rekan Relawan serta pengurus Taman Baca Masyarakat Lumbung Ilmu Sukabumi.

Bermodal koran bekas,lem kayu,cat tembok mereka mulai berkreasi aneka macam kerjinan tangan,mininiatur sepeda motor sampai miniatur bangunan rumah pun mereka hasil kan.

Hasil kerajinan pertama sebuah miniatur bangunan kantor desa pesanan kepala desa sukaraja yang mereka buat minggu kemarin berhasil mengikuti pameran di salah satu kegiatan pemda kab sukabumi dalam acara menyambut hari jadi kabupaten sukabumi di Pelabuhan ratu.
Relawan yang tergabung dalam Komunitas Literasi Sukabumi kini bahu membahu saling mengisi berbagai macam kegiatan dan program untuk bisa di kembangkan di setiap rumah baca rekanan seluruh sukabumi.
Di harap kan kedepan nya semua pengelola bisa mengembangkan semua bakat serta keahlian masing-masing sesuai potensi yang ada di sekitar rumah baca bersangkutan.

Setiap rumah baca di wajib kan mengangkat dan mengembang kan potensi anak muda di lingkungan sekitar sesuai potensi yang di miliki masing-masing,kedepan nya saya berharap selain menjadi salah satu program rumah baca dengan pengembangan hasil kerajinan tangan yang bisa di jual dan menghasil kan uang yang nanti nya bisa di pergunakan untuk membantu biaya pengembangan rumah baca tersebut.

Selain Tbm Lumbung Ilmu dengan kerajinan limbah koran nya,Tbm Bamboe Biru pun lebih dulu telah mengembangkan seni kerajinan berbahan baku bambu,karena di sekitar Tbm Bamboe Biru tanaman bambu adalah tanaman utama yang di budidaya serta di hasil kan para petani dan warga masyarakat disana,berbagai macam olahan bambu seperti bilik untuk dinding rumah yang menjadi pusat mata pencaharian sebagian masyarakat sekitar desa tersebut,saat ini mulai mengembangkan aneka rak berbahan bambu dengan model dan harga bervariatif sesuai ukuran dan tingkat kesulitan proses pembikinan nya.


Sementara ini kerajinan bambu dan koran yang telah berhasil di angkat oleh kedua Taman Baca sebagai salah satu program pemberdayaan masyarakat sekitar melalui Rumah Baca sebagai sarana dan prasarana nya.
Di harap kan kedepan bukan hanya kedua rumah baca tersebut saja tapi semua rumah baca rekanan juga bisa mengembangkan potensi masing-masing sesuai potensi yang ada di wilayah yang bersangkutan sebagai salah satu program rumah baca untuk jangka panjang.

Selain menghasil kan uang dari hasil pengolahan limbah menjadi sebuah karya seni.mudah-mudahan secara tidak langsung kita juga sudah membantu menyelamat kan bumi dan lingkungan dari beban sampah koran yang sudah tidak terpakai.

Rabu, 12 Oktober 2016

Mengintip Pemberantasan Buta Aksara Belantara Halimun

"Kampung para pemetik serta penambang galian emas yang terletak di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak".

Pukul 6 pagi suasana kampung sudah ramai dengan anak-anak yang bermain,selepas sholat masjid berjamaah di salah satu masjid anak-anak berkumpul di halaman rumah salah seorang warga dengan duduk rapi berjajar di teras rumah panggung.anak perempuan berteriak tertawa lepas dengan bermain loncat karet sedangkan sekumpulan anak laki-laki berlarian di salah satu lapang volly yang terletak di ujung kampung dengan bola plastik yg sudah tidak bundar lagi akibat keseringan di pakai.
Kesederhanaan alat permainan mereka tak sedikit pun mengurangi keceriaan serta kebahagiaan mereka.
Andai saja anak-anak di kota seperti mereka dengan bermain alat serta media sederhana penuh semangat dan keceriaan.tanpa ada seorang pun diantara mereka yang sibuk dengan gadget atau pun media yang berbau technologi yang secara tidak langsung bisa merengut paksa hari-hari bahagia di usia mereka.
Perjalanan yang mengantar kan kami ke kampung tersebut sungguh tidak terencana sebelum nya,jauh hari sebelum nya kami memang menyiap kan diri untuk melakukan perjalanan ke kawasan taman nasional gunung halimun untuk melakukan sosialisasi tentang minat baca di tengah-tengah masyarakat.


Hari sabtu pagi perjalanan di mulai dari sukabumi dengan mengendarai kendaraan sederhana yang selalu setia menemani kami dalam segala hal,tepat pukul 12 siang kami sampai ke Rumah Baca Cantigi di daerah kp tenjo laut kalapa nunggal untuk melakukan koordinasi area serta route yang akan kami kunjungi.dengan bantuan Kang Edi sebagai pengelola serta penggiat literasi untuk daerah tersebut kami mendapat kan satu nama serta kampung mana yg bisa kami tuju dan singgahi.
Beberapa waktu kami bersilaturahmi dengan kang edi,tepat jam 3 sore kami pamit serta sepakat untuk melanjutkan perjalan,dengan berbekal arahan kang edi untuk route perjalanan kami serta sedikit banyak bertanya kepada masyarakat di setiap persimpangan jalan,beberapa lama dengan variatif jalan yang kami lalui,dari mulai jalan hotmik,aspal,aspal yang habis terkikis air sampai jalanan yang berbatu bercampur lumpur.


Dan,akhirnya kami sampai di sebuah gapura pintu masuk kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak.
Perasaan kaget serta bingung mulai menyergap kami berdua karena kondisi cuaca sedikit hujan serta mulai turun kabut dan faktor ketidak tahuan jalan yang akan kami tempuh cukup membikin kita mau ambil keputusan putar arah kembali lagi ke kampung terakhir sebelum memasuki hutan.


Tapi keyakinan dan ke ingin tahuan kami yang begitu kuat serta rasa penasaran tentang apa yang akan kami jumpai di depan sana,kami sepakat untuk tetap melanjut kan perjalanan menembus hutan belantara Gunung Halimun saat itu juga.

Susah payah serta penuh perjuangan akhir nya sebelum tiba waktu sholat magrib kami tiba di sebuah perkampungan yang sangat asing bagi kami,tepat di pintu masuk kampung kami berhenti untuk bertanya nama kampung serta di daerah mana kami berada saat ini,melalui informasi yang kami dapat kan dari obrolan dengan seorang tukang service resleting yang sedang istirahat sambil menunggu barengan teman perjalanan untuk bisa menembus hutan malam itu juga agar beliau bisa kembali pulang berkumpul bersama anak isteri nya di rumah.

"Kampung Citalab Bedeng Desa Malasari Kec Nanggung Kabupaten bogor tepat di ujung hutan belantara kawasan Gunung Halimun, sebuah perkampungan tepat di tengah areal perkebunan teh sariwangi,yang mayoritas penduduk kaum perempuan nya bekerja sebagai kuli petik teh sedangkan para suami nya sebagian besar bermata pencaharian menjadi penambang,setiap hari nya sibuk menaruhkan nyawa nya di lobang-lobang ilegal galian pertambangan emas di daerah pongkor".

Malam itu kami mendapat kan tumpangan istirahat untuk menginap di sebuah warung warga dan banyak menggali informasi tentang kampung tersebut dari pak Idih yang tak lain yaitu sebagai pemilik warung tersebut.

Pagi hari kami sudah mulai terbangun dengan suara-suara keceriaan anak-anak yang sedang bermain,keceriaan mereka menarik saya untuk datang menghampiri mereka dan ada yang sangat menarik perhatian kami tentang sebuah bangunan semi permanen yang berada tepat di atas warung pak Idih,sebuah madrasah yang bernama madrasah Al-ikhlas serta sebuah rumah panggung bertulis kan Tempat Penitipan Anak tepat persis di seberang madrasah.

Saya mulai berani menyapa anak-anak serta masyarakat terutama ibu-ibu yang berada di rumah penitipan anak,ibu wulan selain aktif di rumah penitipan anak beliau juga salah satu pengajar di madrasah Al-ikhlas yang membawahi 30 murid SD serta 17 murid Paud.selain mengajar anak-anak ibu wulan kadang mengajar para ibu-ibu juga belajar membaca dan menulis.sebuah penjelasan yang sangat mengaget kan kami tentang usia tua yang masih butuh belajar membaca dan menulis.

" Maklum lah dik disini kan kebanyakan para kuli kasar perkebunan jadi masih ada yang belum bisa membaca dan menulis,ujar ibu wulan sambil tertunduk".

Madrasah Al-ikhlas di bangun tahun 2012 bantuan sebuah yayasan di jakarta dan ada pun untuk perawatan serta pemeliharaan masyarakat lah yang berperan secara swadaya memelihara nya,dan hanya sekedar insentive dari kelurahan yang di dapat ibu wulan beserta ke tiga rekan pengajar nya sebagai gaji tiap bulan nya.

Kini bangunan madrasah sudah terlihat banyak yang rusak butuh segera perbaikan.bangku,dinding serta papan tulis sudah mulai rusak,koleksi buku perpustakaan hasil donasi beberapa tahun silam pun sudah mulai butuh peremajaan.

saya hanya berharap ada seseorang atau diapaun itu yang peduli dan tergerak hati nya untuk membantu anak-anak  serta semua warga masyarakat disini agar bisa tetap belajar dan menuntut ilmu di madrasah ini.