menulis ala ipong

pinter karena membaca.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 28 Februari 2017

Mimpi Kecil Untuk Kesehatan Masyarakat Pelosok

Berawal dari rasa keperihatinan pada kondisi kesehatan anak pelosok yang  sudah 7 tahun menderita penyakit suspek TB.
Seorang anak gemilang yang senantiasa mendapat juara ranking di kelas nya itu sejak lahir menderita kelumpuhan permanen.

Pertemuan yang berawal dari sebuah kegiatan Baksos  "Menyentuh Negri Kuta Luhur" yang di laksanakan bulan agustus 2016.
Sebuah aksi sosial yg di motori  kawan-kawan dari Relawan SAHABAT ANAK-ANAK NUSANTARA pada sebuah Sekolah Dasar (SD) di salah satu pelosok kabupaten sukabumi.

Melalui proses perjuangan yang sangat panjang,akhirnya team relawan sepakat ambil keputusan membuat sebuah program kecil penggalangan dana demi membantu kesembuhan sang anak.

para relawan terus tanpa lelah bahu membahu berjuang untuk pengobatan Ratih Indriani 13 thn.siswi kelas 6 SDN Kuta Luhur,sampai keputusan evakuasi ke salah satu rumah sakit umum daerah (RSUD R.Syamsudin SH) yang berjarak puluhan kilo meter pun harus rela di tempuh nya.

Akses jalan yang bisa di bilang tidak lah mudah.bisa di bilang cukup terisolir itu sangat kontras dengan kondisi jalan di beberapa wilayah lain nya.kondisi itu sangat berdampak langsung pada kondisi sosial masyarakat disana,terutama permasalahan di bidang kesehatan.

Mengingat jarak tempuh untuk mencapai puskesmas mencapai jarak 7-10 km.dengan melintasi hektaran kebun singkong serta beberapa perbukitan,akses jalan masih di dominasi batu campur tanah merah,dengan durasi waktu tempuh bisa memakan waktu sekitar 2-3 jam jika cuaca dalam kondisi bersahabat atau musim kemarau,beda cerita kalau di tempuh dalam kondisi cuaca musim penghujan.jarak tempuh bisa jauh lebih sulit dan lama.

Bahkan salah satu rekan kami sdr Sylvie dari Volunteer Doctor SHARE Jakarta di sela kunjungan nya beberapa waktu silam,pernah membandingkan kondisi jalan Desa tersebut dengan salah satu jalan menuju salah satu kampung di Desa Gagemba kab Intan Jaya -Papua,sebuah jalan di atas ketinggian pegunungan papua.

Ternyata jalan akses di atas sebuah pegunungan Papua jauh lebih layak di banding jalan menuju Desa bantar kalong Kab Sukabumi.
Padahal mengingat jarak tempuh dari ibukota negara indonesia tercinta untuk menjangkau Desa Bojong Jengkol itu tidak lah begitu jauh,cuma berjarak kurang lebih 100 km.beda dengan papua sana yang berjarak entah berapa ribu kilo meter jarak nya.

Dalam berbagai kesempatan para volunteer bisa turut merasakan kondisi permasalahan sebagian besar masyarakat di sana,terutama masalah di bidang kesehatan.
Akhir nya para relawan di tuntut berfikir untuk bisa membantu masyarakat di sana,terutama sebagian masyarakat kalangan kurang mampu agar tetap bisa konsultasi dan berobat tanpa mereka harus pergi keluar kampung.

Alhamdullilah,Tanggal 25-26 Febuary 2017 bertempat di Lokasi gedung sekolah SDN Kuta Luhur Desa Bantar Kalong Kec Warung kiara Kab Sukabumi. telah di laksanakan bakti sosial pengobatan Gratis pada 7 (tujuh) kampung meliputi kp cipancer,cijangkar,cibogo,paratag,cigombong dan kp cikubang.untuk dua kecamatan berbeda.selain konsultasi serta pengobatan gratis,kegiatan juga di isi dengan penanaman bibit pohon dan pembagian kitab suci Al-quran,iqra,juzzama,buku bacaan untuk Taman Baca,dan beberapa sejadah serta mukena untuk ke 4 (empat) kampung disana.

Pengobatan cuma-cuma ini mendapat sambutan antusias masyarakat dan berhasil melayani sekitar hampir 400 lebih warga masyarakat dengan berbagai keluhan serta penyakit.diantara nya penyakit reumatik,ispa,alergi dll.

Bahkan hari itu juga team berhasil meng evakuasi seorang ibu hamil yang di prediksi mengandung sepasang bayi kembar untuk di rujuk pada sebuah puskesmas jampang tengah dan langsung di rujuk kembali pada sebuah RSUD Sekar wangi Cibadak.
Sebelum semua team tiba di lokasi sang ibu sudah mengalami pecah ketuban dan harus di evakuasi secepat nya menggunakan mobil Landrover ke jalan raya yang berjarak sekitar 10km,karena mobil ambulan tidak bisa menjangkau lokasi kediaman sang pasien.

kini sepasang bayi kembar pasangan dari keluarga Bapak ucup dan istri Ibu Memen telah lahir dengan selamat.walau harus melalui proses operasi.

Kegiatan pertama ini,kami rasa masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak sekali kekurangan dari berbagai hal,terutama kurang nya team medis terutama dokter yang terlibat,serta stock persediaan obat yang di rasa masih kurang guna bisa melayani semua lapisan masyarakat dengan maksimal.

Animo masyarakat pada kegiatan baksos pengobatan gratis ini sangat luar biasa dan sungguh di luar dugaan kami semua.
Dari pengalaman ini kami bisa melihat betapa haus nya masyarakat terutama di pelosok akan sebuah pelayanan kesehatan yang mudah,dekat dan bisa terjangkau oleh mereka sekalipun kondisi mereka di pelosok.

Kegiatan ini adalah mimpi sederhana kami para relawan yang peduli akan kondisi permasalahan masyarakat di pelosok.mimpi kecil untuk bisa menghadir kan langsung team medis ke lokasi terpelosok guna menciptakan masyarakat sehat dan sejahtera.


Kini mimpi sederhana kami pun sudah terealisasi kan dengan baik,berkat kerja sama serta sinergi antar berbagai komunitas serta berbagai pihak yang sama-sama peduli dan prihatin.


Terima kasih yang tak terhingga terucap dari kami untuk :  

 (RSUD.R.SYAMSUDIN.SH.BROTHERHOOD FOR NATURE,KOMUNITAS CEKER KOLOT,Sukabumi Experience, MaxCrosser,Little Star PhotoGraphy,VESS  Vitara 4x4 sukabumi,aksaloka,sedekah broker,SABUMI VOLUNTEER)

Penulis : ipong 

(komunitas literasi sukabumi)

Documentasi : (sabumi volunteer)

Jumat, 17 Februari 2017

MEMASYARAKAT KAN BUKU DI LINGKUNGAN PABRIK

Berawal dari hobby mengoleksi berbagai macam buku bacaan,serta di dorong dengan rasa keperihatinan terhadap rekan-rekan di lingkungan tempat kerja nya.

Riyanti (21) berusaha menyediakan serta menghadirkan berbagai macam buku bacaan untuk rekan-rekan kerja serta masyarakat di sekitar  lingkungan tempat tinggal atau (kost)an nya.

Riri panggilan akrab gadis asal banyumas jawa tengah dan sudah lama menetap di daerah sukabumi ini berusaha keras mengisi waktu senggang dia bersama rekan-rekan nya dengan kegiatan membaca buku.
Selain membuka perpustakaan mini di kamar kostan nya ia juga aktif membuka lapak baca setiap per 2 (dua) minggu di salah satu sekolah menengah tingkat atas di kota cicurug.
Untuk jadwal serta kegiatan nya itu masih menyesesuai kan dengan berbagai waktu kesibukan kerja serta kuliah nya nya."kadang buka lapak kadang kita libur ngelapak tergantung waktu senggang nya aja",ujar nya.

Terhitung sejak 28 oktober 2015,Riri bersama beberapa rekan nya  resmi mendirikan dan mengelola sebuah Taman Baca yang di beri nama "Rabbani",yang menurut Riri sendiri nama tersebut mengandung sebuah arti yaitu," Generasi yang sempurna dan baik."

Selain menjadi karyawati sebuah pabrik di daerah bojong kokosan parungkuda,ia juga sampai saat ini masih tercatat sebagai mahasiswi aktif sebuah perguruan tinggi swasta di kabupaten sukabumi.

Kini ia mulai melayani pinjaman buku kepada masyarakat sekitar terutama rekan-rekan tempat kerja nya.
Dengan kegiatan yang di lakukan selama ini,ia berharap kedepan nya rekan-rekan kostan nya bisa mengisi waktu senggang dengan berbagai hal positive terlebih bisa memanfaat kan buku bacaan yang ia sedia kan.
karena menurut ia,selama ini teman-teman nya lebih banyak mengisi waktu luang hanya dengan bermain gadget,yang menurut ia kurang begitu baik.

Menurut kami apa yg di lakukan Riri selama ini patut mendapat kan apresiasi,karena seorang Riri dengan kegigihan serta keyakinan kuat nya tetap berusaha dan berjuang keras memasyarakat kan kembali buku di lingkungan para buruh sebuah pabrik.
Menurut kami apa yang di lakukan seorang Riri adalah hal yang sungguh luar biasa dan tidak lah mudah di lakukan.
Terutama usia sasaran program nya itu bukan lagi para remaja yang baru beranjak atau para anak-anak pada umum nya,tapi para remaja yang mungkin sudah sulit menerima kembali tentang betapa penting nya dunia membaca buku.
Semua itu bukan suatu halangan atau pun hambatan bagi Riri untuk tetap berjuang mengangkat lagi minat baca di tengah -tengah buruh pabrik yang mungkin saat ini image negative sudah begitu melekat dan selalu tertuju pada mereka.
Terutama karyawati yang menjalani hari-hari nya selalu jauh dari pantau an keluarga serta orang-orang terdekat nya.

Minggu, 12 Februari 2017

WAKTU YANG TERBUANG

Tanda kesibukan anak-anak kecil usia sekolah dasar di kampung Jelegong sudah terlihat sejak pukul 04'00 wib dalam setiap rumah setiap pagi.


Dari mulai sholat berjamaah di masjid,mandi,sarapan serta menyiap kan semua alat keperluan sekolah mereka masing-masing,tak ketinggalan pula para orang tua turut mempersiap kan sebuah lampu minyak untuk penerangan jalan mereka guna menembus lereng perbukitan menuju sekolah setiap pagi nya.

Anak-anak yang bersekolah dari kampung jelegong ini harus berangkat  2 jam lebih awal dari teman-teman sekelas lain nya.

Tujuan mereka berangkat lebih pagi agar mereka bisa tepat waktu dan tidak terlambat masuk kelas guna mengikuti kegiatan belajar tepat pukul 07'00 bersama teman-teman lain nya.

Sebalik nya waktu pulang pun mereka harus ikhlas 2 jam bahkan lebih lambat sampai ke rumah dari rekan-rekan lain nya.

Nasib anak-anak sekolah SMP mungkin dirasa lebih wajar dan beruntung di banding anak-anak SD,karena jam masuk sekolah mereka pukul 01'00 siang.jadi mereka berangkat sekolah pada waktu sudah terang yaitu pukul 10'00 wib dan tiba di rumah mungkin disaat malam sudah tiba.

Mereka berjalan bergerombol beriringan,melewati jalan becek berlumpur yang berkelok menembus gelap serta pekat nya kabut di tengah hektaran tumbuhan ilalang liar,membelah ladang tanaman huma (sejenis tanaman padi tadah hujan) warga,terkadang harus melewati turunan curam serta jalanan terjal yang mendaki beberapa bukit.

Sehari 4 jam atau bahkan bisa lebih jika cuaca musim penghujan tiba.sebagian waktu mereka terbuang percuma di habiskan hanya untuk berjalan kaki setiap hari demi sebuah ilmu pendidikan di bangku sekolah.perhitungan waktu terbuang mereka yang sangat sederhana.4 jam setiap hari waktu yang terbuang di kali kurun waktu dalam setaun,entah berapa ratus atau bahkan bisa mencapai angka ribuan jam waktu mereka yang terbuang percuma.

Kondisi serta jarak tempuh mereka mungkin bisa di minimalisir jikalah para pemangku kebijakan bisa lebih memperhatikan kondisi mereka terutama akses jalan di daerah mereka.

Potret yang sangat kontras warga masyarakat Kp jelegong.dengan berbagai program kesejahteraan  pemerintah yang tengah di galakan selama ini,tapi semua nya belum di rasa dampak nya oleh semua masyarakat disana.

Ada yang menarik di Kp Jelegong Rt 06 Rw 03 Desa Buana Jaya Kecamatan Bantar gadung Kabupaten Sukabumi ini.

Sebagian orang tua baru mengijin kan anaknya masuk sekolah dasar pada usia 8 tahun,karena jarak sekolah SDN Bojong Koneng tepat berada di desa sebelah yang jarak 7km dan memakan waktu tempuh sekitar 2-3 jam dengan berjalan kaki.

Disini anak-anak baru boleh bersekolah ketika usia mereka sudah genap 8 tahun,ujar ketua RT kp jelegong.karena kondisi jalan yang teramat berat dan jarak yang sangat jauh untuk anak-anak se usia mereka,jadi dalam usia 8 tahun anak-anak dirasa pas dan cukup kuat untuk bisa mampu melakukan perjalan jauh berjalan kaki ke sekolah.

Pertumbuhan anak-anak disini sangat lah pesat,ada sekitar 18 anak usia 3-5 tahun.20 anak usia sekolah SD,12 anak sekolah tingkat pertama (SMP),1 anak SMU serta 1 anak remaja yang lagi melanjut kan kuliah di kota bandung.

Terlihat dari data dan jumlah anak tersebut,di kampung jelegong yang benar-benar terisolasi selama ini,pendidikan masih di bilang wajib dan mutlak untuk setiap anak.

Terbukti bahwa betapa penting nya sebuah ilmu pendidikan untuk setiap anak di sana.

Bahkan ada seorang ibu yang rela tidak pulang menjadi tenaga kerja di luar negri demi mewujud kan cita-cita anak nya mencapai pendidikan tertinggi.

Sudah beberapa tahun sang ibu masih tetap bertahan bekerja di luar negri untuk tetap bisa membiayai pendidikan anak nya sampai lulus perguruan tinggi kelak.

Sebagian besar anak-anak belajar dan mengaji dan berkegiatan malam hari lain nya hanya bisa mengandal kan cahaya penerangan dari lampu minyak berbahan bakar solar selama ini.

Permohonan agar listrik bisa masuk ke kampung mereka pun sudah lama pernah di lakukan ketua RT setempat kepada pihak-pihak terkait,tapi sampai saat ini kehadiran listrik untuk penerang kampung mereka masih menjadi bagian dari mimpi panjang mereka dan mungkin menjadi misteri yang entah sampai kapan bisa terjawab kan.

Sabtu, 11 Februari 2017

CAHAYA UNTUK NEGRI

Musim penghujan bukan alasan atau pun menjadi suatu penghalang bagi rekan-rekan untuk melakukan sebuah misi  berbagi cahaya kebaikan pada kampung yang terisolasi.

Tujuan serta target aksi kegiatan kali ini yaitu pemasangan panel solar untuk Kampung Jelegong Rt 06 Rw 03 Desa Buana Jaya Kec Bantar Gadung Kabupaten Sukabumi.

Sebuah kampung yang berada di dasar lembah karena posisi di apit dan di kelilingi perbukitan dari segala sisi nya.

Penduduk yang sebagian besar mayoritas bermata pencaharian sebagai petani sudah turun temurun menghuni perkampungan tersebut sejak puluhan tahun silam.

Ada tiga akses jalan untuk bisa menjangkau kampung yang di huni 32 KK dan mempunyai jumlah atap 28 bangunan tersebut.

Tapi ketiga jalur tersebut tidak ada satu pun jalur yang menjadi pilihan.hampir semua jalur mempunyai tingkat bahaya yang sangat tinggi.

Akses jalan bebatuan terjal yang membelah suatu bukit bisa di sebut akses jalan satu satu nya untuk mencapai kampung tersebut yang paling sering di gunakan berbagai macam kegiatan warga.dari mulai untuk perputaran roda ekonomi,pendidikan serta seputar penangan masalahan kesehatan semua warga.

Tema kegiatan rekan-rekan volunteer kali ini di beri nama yaitu " Expedisi Jelegong " aksi ke 28 dari para volunteer tangguh kartala atau lebih sering di sebut Volunteer Perjalanan Cahaya.
Untuk di wilayah sukabumi sendiri ini kegiatan kampung ke 4  kawan-kawan untuk masyarakat marjinal yang benar-benar terisolasi dan masih jauh tertinggal dari berbagai hal.

Kawan-kawan ini semua berjuang sangat konsen pada penerangan lampu.mereka memberikan cahaya lampu tenaga surya pada setiap kampung yang belum mempunyai aliran listrik PLN.
Selain aksi pemasangan panel solar kawan-kawan ini juga konsen sekali kepada pendidikan adik-adik di setiap kampung yang mereka kunjungi.

Dengan mendirikan taman baca serta pembagian secara cuma-cuma buku bacaan,alquran dan iqra dan pembagian alat tulis sekolah pada setiap anak usia sekolah aktif di sela-sela kegiatan utama pemasangan listrik tenaga surya pada tiap kampung serta setiap aksi kegiatan nya.

Mereka adalah volunteer cahaya yang membawa terang di setiap pelosok gelap dan sunyi.
aksi mereka terkadang terasa senyap tapi selalu memberi terang pada kampung yang terisolasi.