menulis ala ipong

pinter karena membaca.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 12 Oktober 2017

Krisis Regenerasi di negara padat penduduk

Populasi penduduk Indonesia bertambah 4 juta jiwa setiap tahun nya, Data per bulan juli 2017 yang di keluarkan Departemen......, jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai di angka 262 juta jiwa. Dengan jumlah tersebut telah berhasil membawa negara ini ke peringkat empat sebagai negara terpadat di dunia.

Berbagai program pemerintah untuk mengantisipasi pesat nya pertumbuhan penduduk sudah di luncur kan jauh-jauh hari. Seperti program Keluarga Berencana (KB).

Era milenial serta akibat serbuan dunia industri yang kian maju, sangat berdampak sekali pada tatanan kehidupan masyarakat.

Era globalisasi dan semakin pesat nya perkembangan  jaman saat ini, secara tidak langsung mulai mengikis pondasi budaya yang sejak dulu sudah tertanam, yang menjadi warisan para leluhur terdahulu kita.

Sudah sejak jaman dulu Negara Kesatuan Republik Indonesia, sudah terkenal dengan kekayaan aneka ragam adat dan budaya nya, berbagai macam suku dan ras sejak jaman dulu sudah hidup berdampingan dengan penuh damai.

Selain mempunyai kekayaan alam yang melimpah, berbagai karya yang sudah penduduk Indonesia toreh kan pun sudah tidak terhitung lagi jumlah dan bentuk nya, beraneka ragam hasil karya banyak sudah di hasil kan oleh masyarakat Indonesia yang sudah terkenal di dalam bahkan sampai ke luar negri.

Berbagai jenis mata pencaharian masyarakat yang hidup di dalam negara kesatuan Republik Indonesia ini pun sangat beragam bidang nya.

Di mulai dari karyawan, pedagang, pengrajin, petani dan nelayan, serta berbagai bidang - bidang non formal lain nya.

Tetapi saat ini, semua bidang non formal tersebut mulai mengalami krisis regenerasi, bahkan mulai kehilangan generasi penerus.

Bidang - bidang yang sejak jaman dulu sudah menjadi bagian dari warisan leluhur bangsa ini, sekaligus yang menjadi ciri khas atau budaya negara ini, kini mulai mengalami krisis generasi atau kehilahangan bibit penerus nya.

Dalam bidang pertanian, kini sudah sangat sulit di temukan anak muda yang benar - benar konsen menggeluti bidang tersebut, selain permasalahan lahan pertanian yang semakin sempit, yang tergerus roda pembangunan di berbagai sektor. Perlahan mulai menelan areal lahan pertanian menjadikan lahan alih fungsi yang tidak lagi mampu memproduksi hasil pertanian.

Pesat nya pembangun seketika menyulap lahan terbuka menjadi pemukiman padat.

Di tambah lagi permasalahan tentang tidak ada nya rasa bangga jika hidup di jaman sekarang ini masih ber predikat menjadi seorang petani.

Para pengrajin dan pengusaha kayu yang menghasil kan aneka bentuk furniture pun kini mulai resah, hampir bisa di katakan kalau generasi saat ini, adalah generasi terakhir, karena susah nya para penerus yang bisa melanjut kan usaha bidang tersebut di kemudian hari.

Seperti hal nya para petani dan bidang-bidang lain nya, nasib pengrajin pandai besi pun tidak jauh berbeda nasib nya, di dalam hal mencetak bibit generasi penerus yang bisa meneruskan keberlangsungan usaha nya itu.

Mereka pun kini sudah mulai kesulitan dalam mencari bibit penerus usaha yang di geluti, minim nya minat generasi saat ini pada bidang-bidang pekerjaan home industri ini perlu sekali secepat nya mendapat kan perhatian serius dari kita semua terutama pihak yang sangat berkopeten untuk menangani krisis generasi usaha berbasis masyarakat ini.
Di butuh kan peran serta kita semua, untuk mengangkat kembali gairah para pengusaha berbasis rumahan tersebut,  mendukung sepenuh nya mereka, yaitu dengan cara memakai semua bentuk hasil produksi para pengusaha rumahan, cara itulah yang akan menyelamat kan nasib mereka beserta para generasi nya.

Senin, 02 Oktober 2017

Melestarikan kopi bersama Komunitas Edu Kopi.

Negara Indonesia sejak dari jaman penjajahan telah terkenal sebagai negri agraris penghasil biji kopi terbaik.

Para petani pendahulu di negara ini, sejak dahulu telah berhasil mengembangkan berbagai varietas tanaman kopi pilihan, seperti jenis tanaman kopi Arabica dan Robusta.

Negara Indonesia yang ber iklim tropis, mempunyai kontur tanah nya sangat cocok sekali untuk pengembangan berbagai jenis tanaman, termasuk tanaman jenis kopi.

Kualitas kopi Indonesia, tidak akan di ragukan lagi ke unggulan kualitas nya. Sejak jaman dulu jenis kopi dari negara Indonesia mempunyai pasar di eropa, bahkan pernah merajai pasar eropa dan meraih peringkat satu sebagai kopi terbaik di dunia.

Saat ini, bisa di katakan mayoritas penduduk usia dewasa di Indonesia adalah konsumen kopi, untuk sebagian masyarakat di negri ini, minum secangkir kopi bahkan lebih dalam setiap hari nya, itu bisa di katakan hal yang sudah lazim, bahkan wajib hukum nya.

Secangkir kopi sudah di percaya oleh sebagian besar masyarakat adalah minuman penyuplay energi ke dalam tubuh yang bisa membantu ketahanan energi tubuh dalam melakukan berbagai aktivitas.

Di indonesia berbagai merek dagang kopi terjual bebas di pasaran, dari pasar modern hingga tradisional, sekelas warung kecil pun sudah di pastikan tersedia berbagai jenis merek dagang kopi instan yang di kemas dalam bentuk sachet.

Harga jual yang di tawarkan pun sangat beragam dan bisa di katakan sangat lah terjangkau untuk semua kalangan, setiap sachet dengan berat 150g yang hanya cukup untuk di sajikan dalam satu cangkir kopi, di jual dengan harga  Rp 1.000 hingga Rp 3.000/sachet, sudah tersedia berbagai varian rasa.

Selama ini para petani kopi di berbagai daerah berbeda di Kab Sukabumi, menjual hasil panen biji kopi kepada para pengepul kisaran harga Rp 1.000 hingga Rp. 2.000 untuk setiap kg ceri kopi.

Harga yang sangat tidak layak untuk setiap kilo biji kopi yang di hasil kan, mengingat harga jual kopi asli saat ini di pasaran sangat lah tinggi, berbeda dengan harga murah kopi sachetan. Karena kopi sachetan mungkin saja sudah tidak 100% menggunakan bahan baku kopi asli, bahkan ada yang sudah di campur bahan jagung.

Berawal dari keprihatinan akan kesejahteraan para petani kopi, sekumpulan para pemuda yang peduli akan kelestarian kopi aseli tanah Indonesia.
Membuat wadah demi membantu meloloskan para petani dari ketidak tahuan akan khasiat dan manfaat bahkan kualitas kopi yang di hasil kan nya, supaya tidak lagi melakukan penanaman, pemeliharaan bahkan menjual biji kopi tanpa melalui dulu proses yang semesti nya.

Selain melakukan edukasi berkesinambungan kepada para petani.
Komunitas Edukopi ini juga secara bertahap melakukan pendekatan kepada para petani dan melakukan diskusi langsung untuk sharing seputar permasalahan yang di hadapi para petani kopi.

Peran Komunitas Edukopi sendiri, selama ini membantu memberikan edukasi seputar perawatan dan pemeliharaan tanaman kopi.

Memberikan contoh bagaimana tata cara panen yang benar, bahkan membantu petani mengurus biji kopi, di mulai dari panen, menjemur, bahkan sampai membantu agar para petani mendapat kan harga jual kopi yang tinggi.

Cara panen yang di lakukan petani selama ini di rasa salah dan bisa merugikan petani itu sendiri. Yaitu, panen dengan cara biji kopi di panen sekaligus atau di kenal dengan istilah petik sekaligus (parol).

Cara ini memaksa petani hanya mampu panen satu kali dalam satu tahun nya, sedangkan proses pemetikan biji kopi yang di saran kan kepada para petani oleh para pemuda pecandu kopi ini.

Cara panen yang benar menurut mereka adalah, di harus kan saat panen hanya di petik biji kopi yang tua (merah) saja, membiarkan yang hijau tetap tumbuh untuk bisa di petik bulan depan nya.

Cara ini akan membuat petani memiliki waktu panen setiap bulan sepanjang tahun.

Selama ini para petani masih mengejar quantity di waktu panen tanpa mempedulikan kualitas biji kopi yang akan di hasil kan.
Karena selama ini petani masih berfikir, semakin berat kilo gram yang di hasil kan waktu panen, maka akan semakin besar juga rupiah yang akan di dapat.

Komunitas Edukopi mempunyai tujuan, agar supaya para petani bisa merubah pola berfikir yang selama ini di jalani, yang tentu nya dapat merugikan petani sendiri.

Mengajak para petani supaya bisa merawat dan turut melestarikan tanaman kopi lokal sebagai warisan budaya negara Indonesia.

Senantiasa mengingat kan para petabi agar jangan mudah tergiur uang cepat yang di tawar kan para tengkulak, demi mereka mendapat kan harga murah.
Karena mengingat harga jual kopi di pasaran saat ini tidak lah murah.

Berusaha agar para petani sejahtera dari hasil tanaman kopi yang mereka tanam dan tetap menghasil kan biji kopi terbaik.

Menurut rekan - rekan Edu Kopi selama ini para petani kopi Indonesia khusus nya di wilayah Sukabumi itu seperti dalam peribahasa " Tikus mati di lumbung padi " .

Karena biji kopi kualitas terbaik yang di miliki dan di hasil kan sendiri di jual dengan harga rendah ke para tengkulak untuk di jual ke pabrik, bahkan di jual ke pasar luar negri.

Sedangkan para petani sendiri menikmati secangkir kopi sachet, hasil membeli dari warung yang entah kualitas keberapa, bahkan di ragukan keaslian kandungan biji kopi di dalam nya.
Sungguh ironi, para petani kopi negri ini,  kopi terbaik di jual murah, di saat ingin menikmati secangkir kopi, mereka membeli kopi murah.

Jumat, 22 September 2017

Artist Residency 2017. Seniman mukim Festival Pangkalan.

Artist Residency 2017 atau seniman mukim. Para seniman dari berbagai kota akan mukim berturut - turut selama tiga hari dan berbaur bersama warga sekitar.

Peserta akan menetap dan bermukim di rumah warga serta melakukan aktivitas sehari - hari bersama warga lokal.

Selama bermukim para peserta akan di pandu oleh masyarakat lokal ke berbagai tempat unik dan ber potensi, yang di miliki dan tersimpan di sekitar Kp Pangkalan Desa Pada Asih Kec Cisaat Kab Sukabumi.

Hari Kamis (21/9/17) peserta Artist Residency 2017 mulai berdatangan ke Kota Sukabumi, mereka datang dari berbagai kota di seluruh Indonesia.

Para seniman yang berdatangan mulai berkumpul untuk melakukan registrasi ulang dan brifieng bersama para panitia sambil istirahat sejenak sampil menikmati pemandangan sore hari di objek wisata Gunung Sunda, salah satu objek wisata yang di miliki Kec Cisaat.

Sekitar pukul 19.30 para peserta di pandu langsung oleh panitia menuju ke titik pusat kegiatan utama.

Di gapura pintu masuk Kp Pangkalan yang tepat di sisi barat lereng Gunung Sunda, penampilan kesenian Dogdog lonjor, Karinding Karreta, serta letusan bunyi meriam bambu menjadi pertanda di mulai nya upacara penyambutan para peserta.

Upacara di lakukan oleh semua lapisan warga serta tokoh masyarakat setempat. Penerangan cahaya dari ratusan obor yang di pasang sepanjang jalan, menjadi penambah rasa sakral dalam ritual upacara penyambutan.

Ritual meminum air dari sumber mata air Kp Pangkalan tidak ketinggalan di lakukan, yang bertujuan agar para peserta di harap kan bisa betah  menyatu bersama alam dan lingkungan sekitar.

Upacara penyambutan di pimpin langsung oleh sesepuh tokoh Kp Pangkalan, Bapak H. Nurdin. Beserta tokoh masyarakat lain nya.

Pementasan beragam bentuk kesenian yang di tampil kan warga lokal pada sebuah panggung hiburan sederhana di halaman sebuah TK, menjadi pembuka sekaligus penutup acara penyambutan para peserta seniman mukim.

Para seniman yang berasal dari kota Jakarta, Bandung, Bekasi, Tanggerang, Jogjakarta dan seniman lokal Sukabumi, turut juga ambil bagian dalam kegiatan yang akan berlangsung dari tanggal 21 sampai  24 September 2017.

Selama tiga hari para seniman yang belatar belakang dan ber bidang seni berbeda ini akan melakukan observasi, pemetaan serta melakukan pengumpulan materi yang akan menjadi bahan karya mereka, sekaligus melakukan pembimbingan pada masyarakat lokal berdasar kan bidang seni masing-masing.

Para peserta  "Artists Residency 2017" akan menjadi mentor bagi warga lokal dalam proses menumbuh kembang kan potensi - potensi lokal yang dapat di kembang kan secara ber kesinambungan dan berdampak pada kehidupan masyarakat di kemudian hari.

Para seniman bidang Seni Rupa, Teater, Tari dan Media, mereka berkumpul akan mengolah dan berdiskusi tentang potensi budaya dan masyarakat yang nanti nya akan di tampil kan menjadi sebuah pentas seni dan pameran karya, yang melibat kan masyarakat lokal di puncak acara, pada akhir bulan Oktober mendatang.

Kamis, 21 September 2017

Festival Kampung Pangkalan 2017

Sebuah acara Festival berlangsung marathon sejak bulan Agustus hingga Oktober, di Kampung Pangkalan Desa Pada Asih Kec Cisaat Kab Sukabumi.

Festival Pangkalan 2017

Sebuah kegiatan acara atau program yang menitik beratkan pada penggalian dan pemanfaatan potensi lokal berbasis pemberdayaan masyarakat.

Kegiatan ini banyak melibat kan dan di hadiri para seniman dan komunitas yang  berasal dari dalam dan luar Kota Sukabumi.

Bahkan seorang turis dari luar negri berkebangsaan Spayol pun pernah berkunjung dan hadir dalam acara ini.

Selama kegiatan berlangsung para seniman dan komunitas akan menjadi mentor bagi warga lokal khusus nya Kp Pangkalan dalam proses menumbuh kembangkan potensi-potensi lokal yang dapat di kembangkan, secara berkelanjutan.

Sejak bulan Agustus, setiap akhir pekan  berbagai kegiatan telah berhasil di suguhkan dalam acara Festival Pangkalan 2017 ini.

Seperti Sinema Rakyat sebuah kegiatan nonton film hasil para komunitas film Sukabumi. Klinik gitar. Workshop wayang Sukuraga bersama maestro seni asli kota Sukabumi, dengan ki dalang Fendi Sukuraga.

Workshop relawan TIK yang memakai tema internet manfaat internet sehat. Serta aksi donasi berbagai macam ATK dan buku bacaan, untuk kebutuhan pendidikan sebuah sekolah TK gratis yang berdiri di Kp Pangkalan.

Penampilan puisi karya warga masyarakat pun tidak ketinggalan turut di pentaskan dalam menyambut hari puisi.
Serta belajar membaca dan menulis musik bareng PSM Sinfonia Ummi yang di pimpin para Mahasiswa Universitas Muhamadiyah Sukabumi.

Semua pertunjukan dan workshop tersebut melibatkan warga lokal Kp Pangkalan, yang bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat dalam jangka panjang.

Terutama di bidang seni dan budaya yang berada di sekitar kampung Pangkalan untuk bisa di kembang kan kembali sesuai potensi dan kemampuan yang di miliki masing - masing masyarakat terutama para pemuda dan anak-anak sebagai cikal bakal pewaris semua bentuk kesenian dan kebudayaan   agar tetap lestari untuk di waris kan ke anak cucu kita kelak.

Seperti di utarakan kedua orang hebat Den Aslam dan Dede Rizal selaku penggagas dan penanggung jawab semua kegiatan Festival Kp Pangkalan 2017 ini.

Semua rangkaian kegiatan ini, di harap kan bisa membawa perubahan pada masyarakat dan mampu berdampak langsung pada kesejahteraan warga masyarakat khusus daerah terisolir, seperti Kp pangkalan Desa Pada Asih tersebut. Dan, nanti nya bisa di jadikan program percontohan dan bisa di laksanakan di kampung lain nya.

Sabtu, 16 September 2017

Minim nya minat membaca tulisan via Blogg

Media sosial berperan aktif di dalam proses penyebaran berita dan informasi saat ini.
Berbagai macam bentuk tulisan yang bertujuan memberikan informasi begitu mudah di akses dan di dapat kan.

Menurut Data Kemenkominfo, saat ini hampir 60 juta penduduk Indonesia mengakses internet dan memiliki gadget dan 95% diantara nya berjejaring dalam media sosial.

Sudah di pastikan informasi sekecil apa pun, dari yang penting sampai yang tidak penting sekalipun, gampang sekali muncul di wall media sosial kita, karena pemilik gadget atau pemilik media sosial yang begitu akrab di sebut netizen, saat ini begitu mudah untuk menulis kan informasi tentang apapun tentang apa pun di wall media sosial pribadi nya.

Dengan data kemenkominfo tersebut, tidak bisa menjadi jaminan atau sebuah tolak ukur kalau minat baca masyarakat yang melek internet, aktif berselancar dalam dunia maya tersebut memiliki minat baca yang tinggi.

Sampai ada tulisan yang menarik dari netizen yang menyebutkan kalau penduduk Indonesia, adalah penduduk dengan tingkat minat baca yang rendah namun memiliki tingkat kecerewetan yang sangat tinggi, Dan, menjadi penduduk paling cerewet peringkat ke 5 di dunia.

Bahkan ia juga menyatakan, dengan kecerewetan nya itu telah menjadikan penduduk Indonesia menjadi sasaran paling empuk untuk penyerangan isu dan berita hoax.

Itu semua di sebabkan karena mereka malas membuka dan membaca dan mencerna isi berita informasi lewat blogg yang tersebar di wall media sosial mereka, mereka terlalu malas mambaca lalu mencari dan menelusuri sumber kebenaran kabar berita tersebut.

Pantas saja saat ini para netizen di Indonesia lebih mudah terprovokasi sebuah judul tulisan saja, mereka terkadang hanya melihat judul tulisan nya saja, tanpa mau membuka, membaca atau sampai menelusuri sumber tulisan tersebut.

Hanya melihat judul tulisan yang di anggap itu tulisan menarik dan paling benar, walau hanya versi mereka saja, tanpa fikir panjang langsung like dan share, karena mereka anggap tulisan ini patut di share dan di konsumsi khalayak luas, walau pun belum tentu bisa di pertanggung jawab kan perihal kebenaran serta sumber nya.

Terkadang sebuah tulisan saat ini bisa menimbulkan pro dan kontra, memancing perdebatan yang berlarut, bahkan sampai mengarah ke perpecahan dan berujung pada pelanggaran hukum karena di jerat UU ITE.

Beberapa waktu terakhir ini, kami bersama para rekan-rekan yang tergabung dalam Komunitas Literasi Sukabumi tengah berupaya belajar menulis lewat aplikasi blogg, tulisan berupa berita, curhatan si penulis, atau pun tulisan kisah-kisah insfiratip membangun lain nya, tulisan buah pemikiran atau pun opini yang kami tulis dalam blogg dan langsung kami share lewat berbagai media sosial pribadi masing-masing.

Ternyata respon masyarakat luas tentang tulisan yang tertuang lewat aplikasi blog dan web sangat lah rendah, belum begitu bisa menarik minat para netizen untuk membaca.

Tulisan-tulisan yang tertuang dalam bentuk aplikasi seperti itu belum begitu bisa menarik minat para pembaca, berbanding terbalik dengan tulisan langsung berupa status (tweet).

Masyarakat umum (netizen), tenyata lebih tertarik membaca tulisan berupa status atau tweet media sosial ketimbang membaca tulisan yang berasal dari aplikasi blogg buah pemikiran yang berisikan cerita yang berasal dari pengalaman, kegiatan positive dan membangun dari orang-orang di sekitar kita.

Jumat, 15 September 2017

Bantu kembalikan senyum dan harapan Ahmad Sopyan

Ahmad Sopyan (14). Sejak usia 3 tahun sudah berpisah dengan ibu kandung, sang anak di bawa sang bapak pindah ke kota Bandung.

Sudah 11 tahun, sejak perceraian kedua orang tua nya, kabar keberadaan Ahmad Sopyan beserta bapak kandung hilang seolah raib di telan bumi.
Hari raya Idul Adha 1438 H adalah moment kebahagiaan pihak keluarga besar Ahmad Sopyan yang tinggal di Kp Tegal Sereh Desa Cimangkok Kab Sukabumi.

Keberadaan sang anak akhir nya menemukan titik terang. Setelah melakukan pencarian bertahun-tahun yang di lakukan sang ibu kandung, kini berbuahkan hasil.

Sang paman yang yang tinggal di Kota Bandung, sudah lama pula berusaha menelusuri keberadaan ibu kandung sang anak.
Moment Idul Adha, dengan berbekal alamat yang tercantum dalam surat nikah sang ibu, keberadaan keluarga si ibu berhasil di temukan.

Kabar bahagia di sambut semua keluarga besar Ahmad Sopyan yang tinggal di Sukabumi.
Tapi, suasana bahagia tidak berlangsung lama, seketika berubah menjadi tangisan, setelah kondisi sesungguh nya sang anak di ketahui pihak keluarga.

Pihak keluarga senantiasa berharap kabar baik dan mereka bermimpi kalau suatu hari nanti kepulangan Ahmad Sopyan ke Sukabumi, pasti dengan banyak perubahan sesuai yang mereka impikan.
Kini, kondisi sang anak hanya bisa tergolek lemas di ruangan rawat inap RSUD Kota Sukabumi, hanya terlihat selang yang masuk ke dalam saluran hidung dan tangan guna men suplay nutrisi ke dalam tubuh nya.

Entah berapa tahun lama nya sang anak di terlantar kan bapak kandung nya sendiri, sampai kondisi sang anak kini sungguh sangat ironis dan memprihatinkan.
Dalam usia 14 tahun berat badan sang anak mungkin tak lebih dari hitungan jumlah umur nya.
Badan hanya tinggal menyisakan tubuh kering kerontang, yang terlihat hanya tulang berbalut kulit.

Entah apa yang menjadi permasalahan sang bapak hingga tega berbuat seperti itu kepada anak nya, yang tak lain anak kandung nya sendiri.

Selain kekurangan gizi akut, Ahmad Sopyan pun sama sekali tak pernah menginjakan kaki di bangku sekolah, alias "NOL BESAR" dalam segi pendidikan.

Kini, Ahmad Sopyan membutuh kan bantuan dan uluran tangan kita semua, untuk mencukupi kebutuhan susu nutrisi serta biaya lain nya.

Mari bantu kembalikan senyum serta kondisi tubuh sang anak yang kini habis karena kekurangan gizi, mari kita ambil bagian demi terwujud nya secuil senyum harapan dan masa depan sang anak.

Kami juga berharap pihak berwenang bisa secepat mengusut tuntas kasus sang bapak kandung sesuai hukum yang berlaku di negara ini.

Bantuan bisa di salurkan melalui Rek BCA 3770189518 a/n Ahmad Saripan.
Untuk konfirmasi bantuan via WA di 081381855626 (ipong). SABUMI VOLUNTEER.


Minggu, 03 September 2017

Ngaji diri wayang Suku Raga

Ngaji sukuraga, upaya mengenal diri melalui pendekatan budaya wayang sukuraga ( wayang anggota tubuh ).

Sabtu 3/9/17, sebuah pertunjukan seni asli Kota Sukabumi, menjadi salah satu pengisi materi dalam rangkaian acara Festival Kampung Pangkalan 2017. Desa Pada Asih, Cisaat Kab Sukabumi.

Pagelaran yang di kemas dalam kegiatan workshop tersebut menampilkan sebuah pertunjukan apik sarat dengan filosofi dan pesan karya sang seniman sekaligus ki dalang Bapak Effendi atau lebih di kenal dengan sapaan Fendi Sukuraga.

Sang maestro seni yang menciptakan kesenian wayang sukuraga. Dan, sejak tahun 2016 kesenian wayang sukuraga tersebut telah di tetap kan sebagai salah satu kesenian yang berasal dari Kota Sukabumi.
Wayang sukuraga mempunyai tokoh yang unik, karena dalam setiap pertunjukan nya ki dalang tidak membawa atau pun menampil kan tokoh-tokoh pewayangan seperti yang sudah lazim dalam kisah pewayangan lain nya, seperti kisah mahabrata dan ramayana.
Ngaji sukuraga setiap pentas nya menyuguh kan tokoh yang berasal dari anggota tubuh kita sendiri, seperti tokoh si mata, si telinga, si hidung, mulut, tangan dan anggota tubuh lain nya.

Dalam kegiatan ngaji sukuraga yang di hadiri seluruh lapisan masyarakat dari anak kecil hingga para orangtua di Kp Pangkalan tempo hari, kang Fendi Sukuraga membawa kan tema " Hidup Sauyunan" atau "Kompak".

Beliau dengan media wayang nya, memberi kan wejangan dan pesan yang di kemas apik kedalam cerita dan tokoh wayang sukuraga.

Dalam hidup butuh peran kerja sama di dalam diri, antara tangan dan kaki, mulut dan hidung, begitu pun antara mata dan telinga, karena hidup adalah kerja sama. Begitu pun dalam menjalani hidup antar sesama mahluk sosial lain nya, di butuh kan kerja sama atau sauyunan.

Pesan moral yang di sampai kan lewat media pertunjukan seni wayang sukuraga begitu mudah di cermati dan di mengerti, karena pesan di sampai kan begitu sederhana dengan bahasa sederhana kehidupan sehari-hari.

Selain ngaji sukuraga point terpenting nya adalah mengenal kan seni wayang sukuraga pada masyarakat khusus nya anak-anak, agar mereka tidak lupa akan budaya di tengah jaman modern seperti sekarang ini.

Sabtu, 26 Agustus 2017

Sebuah buku untuk anak pelosok

Besar pasak dari pada tiang
Mungkin ini lah pepatah yang pas untuk menggambar kan kondisi masyarakat pelosok demi mendapat kan sebuah buku.

Pernah kah kita berfikir tentang kesulitan anak-anak di pelosok dalam mendapat kan berbagai alat penunjang pendidikan nya. Buku tulis, buku gambar, buku bacaan, pinsil, balpoint, penghapus dan penggaris serta kebutuhan-kebutuhan lain nya.

Sebenar nya mereka cukup mampu untuk membeli satu atau dua buah buku. Tapi, mereka kesulitan dalam masalah mendapat kan nya, karena harus pergi ke toko buku, butuh proses yang panjang demi sebuah buku.

Bagi sebagian masyarakat khusus daerah terisolir yang hampir bisa di bilang 90% bermata pencaharian sebagai petani yang berpenghasilan tidak tetap setiap bulan nya.

Terkadang penghasilan mereka jauh lebih keci di banding biaya untuk hidup sehari-hari, yang jauh lebih besar.
Permasalah disini tentang betapa sulit nya anak-anak daerah terisolir guna memperoleh buku serta alat tulis lain nya.

Toko buku tersedia hanya di jalan-jalan desa serta jalam besar kecamatan saja, sedangkan masyarakat di daerah terisolir yang jauh dari jalan raya tersebut masih kesusahan kalau suatu saat membutuh kan buku.

Bisa di bayangkan kalau letak perkampungan mereka jauh di daerah pelosok, yang dimana akses jalan yang susah sekali untuk mencapai nya, mereka harus menempuh jalan kaki berkilo kilo meter, karena tidak bisa di akses oleh kendaraan jenis apa pun.

Kendaraan bermotor hanya bisa di gunakan kala musim kemarau saja, namun untuk biaya bensin dan ongkos angkutan ojeg sangat lah mahal.

Masyarakat hidup masih mengandal kan hasil pertanian, namun harga jual hasil pertanian sangat lah parah, bayang kan warga di sebuah kampung yang cukup terisolir menjual hasil kebun mereka itu nol rupiah per kilo gram.

Maksud Rp 0/kg di sini. Yaitu, petani menjual pisang hasil panen mereka Rp 1.000/kg dan biaya yang harus di keluarkan petani untuk biaya kuli angkut pisang hasil panen mereka dari kebun ke tengkulak itu pun Rp. 1000/kg nya.
Lantas berapa Rupiah yang di dapat kan petani dalam menjual hasil panen tersebut, jika pisang hasil panen hanya berharga Rp. 1000/kg.
Angka nol disini menjelaskan petani tidak dapat keuntungan sama sekali, karena ongkos kuli angkut dan harga pisang mereka sama-sama mempunyai harga Rp 1.000.

Lantas dari mana mereka mendapat kan sebuah buku untuk anak-anak mereka yang sedang duduk di bangku sekolah, kalau kondisi mereka seperti itu, para petani yang tak lagi bisa mengandal kan hasil pertanian, hasil pertanian hanya sekedar untuk bertahan hidup sehari-hari saja. Dalam membeli buku mungkin hanya sekali dalam setahun mereka membeli keperluan alat tulis dan berbagai keperluan sekolah lain nya, jadi tak aneh jika masih terlihat anak-anak mengikuti pelajaran kesenian terutama pelajaran menggambar, mereka hanya menggunakan buku tulis untuk media menggambar mereka, dan keterbatasan-keterbatasan lain nya.

Berawal dari permasalahan susah nya anak-anak daerah terisolir dalam mendapat kan berbagai macam buku, Maka tercetus lah program yang di usung kawan-kawan relawan dengan program.
Satu Buku Untuk Masyarakat Sukabumi.
Dengan tujuan memberikan kemudahan dan bantuan kepada anak-anak khusus daerah terisolir dalam mendapat kan akses berbagai bentuk keperluan penunjang pendidikan nya, terutama permasalahan buku.

Senin, 21 Agustus 2017

Semarak HUT RI yang pertama di Kampung Ciawi Tali

Peringatan hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 1. Celoteh seorang bocah kelas 4 SD di balik wajah polos nya.

Ada rasa geli bercampur haru dan  sedih, di saat anak seusia siswa SD tidak tahu berapa tahun Negara Indonesia sudah merdeka.

Tanggal 17 Agustus 2017 ini Negara Indonesia tengah merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan yang ke 72.
Kebanyakan anak-anak di kampung tersebut seperti nya tidak begitu mengetahui hitungan yang ke berapa perayaan Negara Republik Indonesia saat ini.

Baru kali pertama, di tahun 2017 ini. Warga masyarakat Kp ciawi tali Rt 02 Rw 10 Desa Bencoy Kec Cireunghas Kab Sukabumi, bisa turut bersuka cita dalam rangka memperingati HUT RI yang ke 72.
Walau pun tidak ada upacara pengibaran bendera yang di lakukan disini, setidak nya kini terlihat bendera sang saka merah putih berkibar di kampung itu. 
Sejak dahulu disini tidak pernah ada kegiatan apapun dalam menyambut hari kemerdekaan tiba, tidak seperti kampung-kampung lain nya, jangan kan untuk menggelar hiburan atau pun aneka perlombaan lain nya, sekedar memasang pernak pernik khas hari kemerdekaan juga sudah jarang sekali dan nyaris tidak pernah, ujar Brigadir Dikri Nur Hakim sambil memasang bendera merah putih yang di bawa nya dari rumah untuk di kibar kan di kampung tersebut.

Raut bahagia terlihat pada wajah Farhan (10), siswa kelas 4 MI Cilubang. Bocah yang mendapat kan satu buah baju jersey sepakbola hasil dari mengikuti lomba panjat pinang terlihat bahagia sekali.

Sejak Farhan lahir dan hidup di kampung nya, baru di tahun ini dia bisa turut merasakan sukacita kemeriahan HUT RI langsung di depan halaman rumah nya.

Biasa nya Farhan dan kawan-kawan seusia nya harus rela berjalan kaki sekitar 30 menitan terlebih dahulu, hanya untuk bisa menyaksikan kemeriahan HUT RI di kampung sebelah.
Yaitu, kampung Cikaroya, itu pun tidak tiap tahun di Kp Cikaroya melaksanakan kegiatan perayaan Agustusan.

Bpk Didin sebagai tokoh masyarakat Kp Ciawi Tali turut membenar kan apa yang di katakan Farhan, menurut Pak Didin baru kali ini ada aneka lomba khas agustusan di kampung nya.

Bpk Didin yang larut dalam keceriaan berbagai lomba mengucap kan banyak terima kasih kepada para Relawan yang di pimpin langsung oleh Bhabin Kamtibmas Polsek Cirenghas, keluarga besar Ikatan Vespa Wetan, Komunitas Literasi Sukabumi serta beberapa relawan lain nya, yang telah sudi datang untuk berbagi kebahagiaan dengan menggelar aneka macam permainan bersama semua warga di hari kemerdekaan ini, tampak muka haru dan penuh kebahagiaan terlihat pada semua wajah warga masyarakat.

Apalagi untuk mengakhiri penutupan kegiatan, Lagu Syukur berkumandang dengan penuh khidmat yang di nyanyikan para Relawan serta semua warga.

Warga disini bukan nya tidak bersyukur atas Kemerdekaan Negara Indonesia,
Atau bahkan bukan tidak mau menghargai moment perayaan negara yang selalu di laksanakan serentak oleh semua bangsa Indonesia setiap tahun nya.

Tidak melaksanakan nya berbagai kegiatan untuk memperingati hari 17 Agustus seperti kampung-kampung lain nya, masyarakat disini tentu mempunyai alasan dan jawaban tertentu.

Memang selama ini tak ada satu pun keharusan bagi setiap warga masyarakat untuk bisa melaksanakan semua kegiatan dengan melaksanakan aneka macam bentuk perlombaan dalam menyambutan HUT RI.
Itu semua atas dasar kemampuan dan inisiatip masing-masing warga masyarakat sebagai bentuk rasa syukur atas kemerdekaan yang di raih.

Masyarakat Kp Ciawi Tali bukan anti NKRI, namun keterbatasan kondisi lah yang menjadi sumber permasalahan dan penyebab tidak pernah terlihat nya warga masyarakat dalam memperingati HUT RI dengan gelaran aneka perlombaan sebagai bentuk wujud dan syukur mereka, atas kemerdekaan negara ini.

Senin, 07 Agustus 2017

Kado untuk sang pejuang

" Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawan ".  Itu lah kata Bung Karno.

Seorang nenek saksi jaman perjuangan dulu saat ini beliau masih tetap berjuang, namun bukan berjuang untuk mengusir para penjajah yang menyerang tanah leluhur mereka, seperti dulu. Melain kan tetap berjuang demi bertahan hidup dengan segala kondisi yang menyerang dan di hadapi nya.

Indonesia sudah merdeka sejak 72 tahum silam. Kemerdekaan yang di raih Negara Republik Indonesia ini, mungkin saja tak lepas berkat do'a yang terpanjat disertai dengan cucuran darah dan air mata jutaan penduduk negri ini.

Ibu Ojat (90). Seorang nenek yang masih semangat bercerita ketika beliau menjadi salah satu saksi hidup di saat bala tentara jepang mau menduduki negara Indonesia.

Pada usia 15 tahun, beliau sudah turut menjadi saksi di waktu para tentara Indonesia berjuang mengusir tentara Jepang yang datang ke Indonesia khusus nya di Sukabumi.

Dalam usia belia nya beliau sudah turut merasakan rasa getir dan ketakutan yang sangat, ketika pesawat tempur tentara jepang hilir mudik di atas atap rumah nya.

Mungkin beliau tidak lah seperti para pejuang dan para pahlawan lain nya, tidak ada tanda jasa tersemat dalam diri nya, beliau hanyalah seorang nenek yang terlahir dan menjadi saksi ketika bangsa ini berjuang meraih Kemerdekaan.

Dengan linangan air mata beliau bercerita, di mana pada jaman penjajahan dulu, beliau hanya bisa ber do'a supaya negara ini secepat nya merdeka dan terlepas dari berbagai bentuk penjajahan, agar kelak dan secepat nya bisa membawa bangsa Indonesia ke dalam kehidupan yang lebih baik.


Kondisi kesehatan beliau kini sudah mulai terganggu, dari mulai penyakit asam urat yang memicu kelumpuhan di tambah gangguan pada kedua bola mata nya yang membuat penglihatan nya terganggu.
Di rumah panggung yang jauh kata nyaman beliau tinggal bersama anak dan beberapa sanak keluarga nya, hidup beliau kini bergantung kepada anak perempuan satu-satu nya yang usia nya sudah tidak di bilang muda.

Mak Iting (65) adalah anak Ibu Ojat yang kini menjadi tulang punggung keluarga, Mak Iting yang sehari-hari bekerja serabutan kini harus berjuang menanggung beban Ibu Ojat beserta kedua keponakan yang masih berstatus pelajar aktif.

Kesehatan Mak Iting pun sudah mulai terganggu sejak sebelah mata nya buta akibat tertusuk bambu ketika sedang bekerja mengambil rumput untuk makan ternak nya.


Di masa muda nya Ibu Ojat berharap kemerdekaan bisa membawa nya ke kehidupan yang sejahtera, tapi jauh sudah Indonesia merdeka, beliau masih belum merasakan kesejahteraan yang hakiki, beliau masih tetap terus berjuang untuk melawan berbagai penyakit serta kondisi hidup yang serba kekurangan.


Tapi, darah pejuang masih tetanam kokoh pada dalam jiwa mereka. Dalam hidup yang serba kekurangan, mereka masih bertekad untuk memperjuangkan nasib pendidikan kedua sepupu nya yang kini masih duduk di bangku sekolah.

Mak Iting dengan segala keterbatasan nya beliau masih tetap berjuang untuk bisa mengantarkan  kedua keponakan berhasil meraih kan pendidikan setinggi-tinggi nya, agar kelak menjadi orang yang berguna untuk keluarga, untuk nusa dan bangsa dan berharap mereka bisa mencapai kesuksesan lewat pendidikan yang tengah di perjuangkan nya.

Dalam menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia, gabungan beberapa Relawan yang di pimpin Bapak Bhabin Kamtibmas Polsek Cireunghas Kabupaten Sukabumi, memberikan kado kemerdekaan pada Ibu Ojat. Yaitu, pembangunan sebuah toilet di dalam rumah Ibu Ojat.

Karena selama hidup di Kp Cigaru Rt 03/10 Ds Bencoy, beliau sama sekali tidak mempunyai toilet di dalam rumah nya, untuk sekedar buang air pun beliau mesti harus berjuang dengan merangkak menuju teras rumah yang di jadikan tempat buang air.

Jumat, 04 Agustus 2017

Komunitas buka kedai kuliner untuk biayai operasional sekolah

Pemuda Sukabumi membuka kedai yang menjual kuliner tradisional (Laksa). Untuk biayai operasional sebuah sekolah gratis untuk anak-anak daerah pinggiran.

Berawal dari pendirian sebuah sekolah (TK) gratis untuk anak-anak  di wilayah Kp Pangkalan Desa Pada Asih Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi.

Sosok Dede Rizal dan Regi TA Arifin adalah sang pencetus pendirian sekolah, sekaligus dalam membuka usaha bersama kedai kuliner laksa ini.

Tiada lain bertujuan mengangkat lagi kuliner tradisional yang sudah mulai langka, kini di kenal kan kembali kepada masyarakat luas khusus nya di Sukabumi.
Sekaligus sebagai terobosan usaha mereka, dalam upaya mencari sumber dana untuk keberlangsungan guna bisa tetap mencukupi biaya operasional sekolah gratis yang di dirikan.

Berawal dari berdiri nya gedung sekolah yang mulai di bangun bulan April 2017 kemarin, di mana untuk biaya pembangunan sekolah yang di beri nama TK Cerdikia Al-Insani ini semua nya di tanggung oleh Komunitas penggerak wisata dan pelestari lingkungan kawasan Gunung Sunda Sukabumi.

Pertengahan bulan july 2017 kemarin, sekolah telah resmi di buka gratis untuk masyarakat umum, pendaftaran langsung mendapat respon dan sambutan positif dari semua warga masyarakat, hingga berhasil menjaring 16 peserta anak didik baru, sekaligus menerima empat orang tenaga pengajar.

Gratis satu mangkok laksa dengan menukar satu buah buku

Selain melayani penjualan langsung mereka juga menerapkan program unik, sistem barter kepada konsumen. Pembeli bisa mendapat kan satu porsi laksa GRATIS, dengan syarat menukar nya dengan satu buah buku bacaan.

Dengan uang Rp 10.000, harga yang cukup murah bagi pembeli untuk kembali bernostalgia dengan kuliner jadul yang berisikan campuran bahan oncom merah, bihun, toge, tahu, ketupat, taburan daun seledri dan kerupuk, wangi nya daun kemangi dengan kuah santan khas kari kuning plus satu gelas teh manis menambah lengkap rasa nostalgia kita, disana kita bisa sekaligus ngobrol santai sekedar sharing bareng rekan-rekan komunitas yang ada di Sukabumi.

Di kedai yang beralamat di Jln Mangkalaya Cisaat ini buka mulai sore hari dari pukul 17.00 hingga pukul 23.00 malam, disana tersedia tiga varian menu utama yang tersedia, menu laksa original, laksa telor, laksa daging.

Kang Regi TA penjual sekaligus pengelola Taman Baca dan Sekolah TK gratis di Kp pangkalan berharap terobosan usaha ini bisa menjadi sebuah solusi untuk pemecah kebuntuan permasalahan dana operasional sekolah dalam jangka panjang.
Kami sepakat mempunyai cita-cita semua dalam mengelola keuntungan hasil penjualan kuliner laksa ini, selain untuk biaya operasional  sekolah juga bisa di gunakan untuk kegiatan sosial lain nya, seperti berbagi untuk anak yatim dan para jompo.

Semua kegiatan ini merupakan salah satu bentuk perjuangan kami dan rekan-rekan demi tercapai nya cita-cita pendidikan yang adil dan merata pada masuarakat, pungkas Dede Rizal.

Minggu, 16 Juli 2017

LUMPUH DAN BUTA, Abah Jejen hidup seorang diri

Akibat sebuah penyakit yang menyerang mata hingga mengalami kebutaan. Sejak dua tahun silam Abah Jejen seorang warga Kp Cigaru Rt 03/10 Desa Bencoy Kec Cireunghas Kab Sukabumi, mengalami kebutaan permanen.

Dalam usia senja beban penderitaan kakek yang kini berusia 72 tahun tersebut di rasa begitu berat. Selain mengalami kebutaan permanen. Kini, sarap dan persendian tulang nya turut pula di serang penyakit Reumatik hingga mengalami kelumpuhan.

Abah Jejen harus rela menjalani hari-hari nya dalam kesepian, isteri nya telah lama meninggal, beliau hidup seorang diri tanpa sanak saudara, dengan segala keterbatasan nya beliau menjalani aktivitas sehari-hari dengan seorang diri.

Untuk keperluan makan, mandi, buang air, beliau melakukan nya dengan sendiri, selama ini untuk makan sehari-hari beliau senantiasa mendapat bantuan nasi serta lauk pauk kiriman para tetangga.

Abah Jejen menempati rumah panggung terbuat dari bilik dan papan, jarak rumah yang terpisah di ujung kampung, jauh dari para tetangga.
Rumah ukuran 6x4 meter berkontruksi teramat sangat sederhana, hanya ada satu ruang kamar dan sebuah dapur serta ruang tamu.
Ruang dapur yang terlihat lama tak berfungsi hanya terlihat sebuah tungku dan tumpukan kayu bakar saja, tak satu pun di jumpai peralatan rumah tangga mewah, bahkan untuk sekedar cuci dan kakus pun beliau harus rela merangkak ngesot sejauh 6 meter menuju sebuah jamban bambu yg berdiri di atas sebuah kubangan air.

Untuk berwudhu pun beliau hanya mengandal kan pasokan air bersih dalam ember kiriman dari tetangga, yang disimpan persis di depan pintu rumah, agar beliau gampang menjangkau.

Berobat bagi beliau sudah menjadi kata yang asing, sejak mengalami kebutaan beliau sudah tidak mampu kemana-mana lagi, apalagi untuk pergi guna mendapat kan sebuah pemeriksaan kesehatan yang jarak nya lumayan jauh.

Keterbatasan biaya serta tidak ada nya seseorang yang bisa mendampingi beliau untuk pergi berobat, pasrah akan kondisi serta berdo'a, itu saja yang bisa beliau lakukan.
Selama ini beliau mulai mengurangi pola makan, dengan tujuan menghindari buang air besar, karena beliau selalu kesulitan dalam proses buang air.

Saat ini beliau hanya bisa sedikit berharap agar mendapat kan bantuan fasilitas WC di dalam rumah nya.
Kunjungan Team Volunteer yang di pimpin Bhabin Kamtibmas Polsek Cireunghas kemarin ke rumah Abah Jejen, sekaligus melakukan pemetaan air bersih dan instalasi WC untuk Abah Jejen.

Kami berharap juga bantuan dari teman, sahabat dan saudara semua guna wewujud kan pembangunan sebuah WC serta alat-alat penunjang rumah tangga lain nya.
Seperti bantal, guling, selimut, baju layak pakai dll.

Bantuan bisa di salurkan langsung ke rumah Abah Jejen. atau bisa juga menghubungi Bapak Bhabin Kamtibmas Polsek Cireunghas Bpk Dikri Nur Hakiem .

( Fb @Dikri Nur Hakiem)
(Fb @Sabumi Volunteer)

Ikatan Vespa Wetan Sekertariat Jln Ciberem Selakaso (Dan's Motor).

Besar dan kecil bantuan kita semua semoga bisa meringankan bebah Abah Jejen serta mendapat kan balasan berlipat ganda oleh allah swt.
Amin.

Sabtu, 08 Juli 2017

Sukabumi Ngahiji Ngajadi Hiji

Gabungan perwakilan beberapa komunitas kota Sukabumi, melakukan penyerahan bantuan donasi untuk sebuah pondok pesantren Badi'atul Jariyah yang beralamat di Kp Pasir Santri 02/07 Desa Cimenteng Kec Campaka Kabupaten Cianjur.

Kegiatan bakti sosial yang di motori para Komunitas dan Club Otomotif di Kota Sukabumi, telah berhasil menghimpun Dana kurang lebih sebesar Rp. 23 juta rupiah, serta beberapa macam bentuk donasi lain nya, bantuan yang berhasil terkumpul langsung di serahkan kepada pengasuh pondok pesantren, penyerahan dan serah terima di lakukan bertempat di aula madrasah pondok pesantren Badi'atul Jariyah, hari sabtu 8/7/17, siang tadi.

Kegiatan bakti sosial kali ini melibatkan beberapa perwakilan wadah serta komunitas di Sukabumi, Diantara nya, keluarga Ikatan Dokter Indonesia Kota Sukabumi, RSUD Bunut, Bikers Brotherhood, Brotherhood For Nature, Land Rover Sukabumi, Komunitas Asep Asep DPC Sukabumi Raya, Little Star Photography, Kofasmi, Max Crosser dan Komunitas Literasi Sukabumi.

Pondok pesantren yang ludes terbakar beberapa hari sebelum hari raya idul fitri, musibah kebakaran yang telah menghangus kan 28 kamar pondok santri yang berasal dari berbagai pulau di indonesia, termasuk santri dari Banda Aceh. 

Penyebab utama nya adalah konsleting listrik yang berasal dari colokan dispenser.

Para santri yang hampir semua nya kehilangan harta dan benda karena turut terbakar, saat ini para santri harus rela berdesak-desakan di ruang pengungsian sementara yang tersebar di beberapa titik area pondok pesantren.

Pengasuh pondok pesantren Badi'atul Jariyah Bpk Ustad Ade, beliau berharap ada bantuan untuk secepat nya kembali bisa menbangun kembali pondokan baru, guna menampung para santriawan yang tengah menimba ilmu agama di pondok nya.

Ada hikmah di setiap musibah dan ujian, karena setelah ada nya bencana kebakaran di pondok nya, beliau merasa mempunyai banyak saudara baru, karena secara tidak langsung beliau bisa bersilaturahmi dengan rekan-rekan yang datang dan berkunjung untuk memberikan dukungan moral dan material, karena sampai saat ini sudah banyak yang datang memberikan support dan bantuan dari berbagai kota di luar Cianjur, ujar sesepuh pondok pesantren di sela-sela menerima kunjungan rekan - rekan di aula madrasyah siang tadi.

Rabu, 05 Juli 2017

Save Generasi Negri

REVOLUSI MENTAL.
Sudah sangat kronis dan rusak kah mental bangsa ini. Sampai akhir-akhir ini kata Revolusi Mental begitu santer terdengar di telinga ini.

Memang seperti itu ada nya, seperti nya bangsa ini harus mendapat kan penanganan serius secepat nya. Terutama permasalahan moral dan mental. Moral dan mental bangsa ini terutama anak-anak saat ini seperti nya tengah merosot tajam, dimana kepentingan pribadi dan golongan lebih menjadi prioritas utama di banding urusan khalayak luas. Sadar tidak sadar, saat ini kita seolah sedang meracuni otak generasi penerus kita nanti.

Umbaran kebencian serta peristiwa kejahatan, kekerasan dan informasi kriminal lain nya, seperti tengah tenjun bebas menyerang bangsa ini.
Di tengah kondisi pesat nya perkembangan tehnologi, informasi  apapun mengalir deras seperti air bah, tanpa batasan begitu sangat bebas dan mudah di akses siapa pun dan di mana pun.

Tontonan dalam media televisi nyaris tanpa ada batasan, film, sinetron yang mempertonton kan kisah percintaan yang di bumbui adegan kekerasan anak remaja lengkap dengan aneka ragam kehidupan yang menyimpang, begitu banyak bermunculan.
Belum lagi serangan berbagai kabar dan berita hoax, yang porsi informasi nya sudah sangat sebanding dengan kabar berita yang berdasar fakta, sampai-sampai saat ini kita sudah sebegitu susah untuk bisa membeda kan mana berita asli dan palsu.

Saat ini kita seolah sedang hidup di dunia sendiri, tanpa menyadari pada kehidupan dan keberadaan anak-anak generasi penerus bangsa ini yang hidup berdampingan di sekitar kita, saat ini mereka seolah di paksa untuk menkonsumsi dan menelan mentah-mentah segala macam bentuk informasi dan tindakan kekerasan masyarakat di kehidupan sehari-hari yang bisa berdampak melemah kan moral mereka di kemudian hari.

Kondisi saat ini sudah secepat nya mesri mendapat kan penanganan extra, yang harus di awali dan di mulai oleh kita semua, mulai lah perubahan dari dalam diri kita sendiri lalu terap kan di dalam rumah pada kehidupan keluarga dan lingkungan masyarakat di sekitar.

Untuk kewenangan dalam menangani kondisi atau krisis mental saat ini memang terpusat pada pemerintah, Namun, bukan semua beban dan tanggung jawab itu kita di berikan pada pemerintah saja, lalu kita sebagai masyarakat hanya menonton lalu berkomentar dengan lantang seolah kita tengah menonton sebuah pertandingan, butuh keterlibatan semua pihak, peran serta semua lapisan bangsa ini  harus bisa turut mempunyai andil dalam menyelamat kan moral adik-adik generasi bangsa ini.

Golden Age usia 0-8 tahun, masa-masa dimana pembentukan karakter seorang manusia mulai di tata, mulai di bentuk, mulai di arah kan, guna mempersiap kan diri untuk pertarungan dalam menjalani kehidupan yang semakin ketat di kemudian hari.

Pembentukan karakter manusia mulai dari bahasa, disiplin, kemandirian, moral dan agama di lakukan pada anak usia ke emasan tersebut. Atau lebih tepat nya membentuk karakter anak usia pra sekolah.
Orang tua sangat berperan penting dalam membentuk dasar paling dasar karakter anak, fasilitas penunjang juga sangat berperan untuk membantu membentuk sang anak, di tambah faktor lingkungan sekitar yang ramah untuk kehidupan anak.
Jauh kan anak-anak pada tehnologi yang semestinya belum harus mereka ketahui, semua itu bertujuan supaya sang anak tetap bertahan dengan budaya santun yang sudah tertanam sejak dulu pada bangsa ini.

Senin, 03 Juli 2017

T-Shirt Donasi KuSuka BukuKu

" Definisi kesepian yang sebenar nya. Adalah hidup tanpa tanggung jawab sosial " @sahabat hujan Bogor.

Apresiasi setinggi - tinggi nya kami berikan kepada kawan-kawan " Sahabat Hujan ". Para Pejuang Literasi Kota Bogor.

Selama ini permasalahan pendidikan serta kehidupan sosial masyarakat terutama anak-anak khusus daerah pinggiran senantiasa menjadi agenda dan pusat perhatian komunitas ini.

Seperti mempunyai kesamaan Visi dan Misi, berjalan searah seolah dalam satu garis, kami belum pernah bertemu, hanya sering bertegur sapa, itu pun baru dalam media sosial. Selama ini kami selalu saling support dan do'a senantiasa terpanjat untuk kelancaran dalam berbagai program dan kegiatan masing-masing.

Beda domisili dan berbeda bendera tak lantas bagi kami untuk acuh apalagi saling menyombongkan diri, merasa diri kami paling hebat, perbedaan bukan satu alasan bagi kami untuk tidak saling bergandeng tangan. Demi satu tujuan sederhana, yaitu. Satu, pendidikan yang layak untuk seluruh anak Indonesia.

Kali ini rekan-rekan Sahabat Hujan Bogor menawar kan dan men design sebuah T-shirt Special bertema " KuSuka BukuKu ". 

Yang khusus di cetak dan persembahkan untuk kawan-kawan Sabumi Volunteer dan bisa di miliki rekan-rekan semua, dengan cara membeli nya.

Yang di mana hasil penjualan T-shirt tersebut akan sepenuh nya akan di alokasi kan untuk biaya Operasional Sabumi Volunteer Sukabumi, dalam kegiatan dan program ( Satu Buku Untuk Masyarakat Sukabumi ).

Untuk Spesifikasi T-shirt :

Berbahan : Commbat 30s

Tinta Sablon : Rubber

Size : S, M, L, XL, XXL

Harga : Rp 100 Ribu. ( belum termasuk ongkir ) 

Pre order di buka sampai tanggal, 20 july 2017, dan pengiriman serentak melalui JNE di lakukan pada tanggal 1 Agustus 2017.

Untuk order dan pembayaran bisa berkoodinasi melalui nomer WA 085710026525 ( Bopax ) Sahabat Hujan.

Dengan format pemesanan seperti berikut : 

#Nama #Alamat #Size #Jumlah

Terima kasih.

Salam Sinergi 

@Sahabat Hujan

@Sabumi Volunteer




Selasa, 20 Juni 2017

Peran Taman Baca Untuk Membangun Desa

Perlahan posisi Taman Baca di berbagai wilayah di Sukabumi mulai menunjukan dampak nya yang signifikan terhadap masyarakat luas.  Berdiri nya Taman Baca dengan mengusung berbagai program  tambahan ke dalam program inti mereka. Yaitu, mengembangkan lagi minat baca buku, dengan tujuan tercipta-nya kehidupan masyarakat yang mandiri dan lebih maju.

Selama ini pengembangan bidang usaha kecil menengah yang senantiasa tetap menjadi perhatian utama yang terus di kembangkan para pegiat Taman Baca. Bidang seni dan budaya juga telah menjadi program pendamping dalam upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar.

Semua terlaksana berkat peran serta pengelola dalam merangkul semua elemen masyarakat di sekitar, yang bertujuan mengangkat kembali budaya gotong royong di tengah masyarakat.

Sudah kita ketahui bahwa budaya gotong royong sudah sejak lama telah membudaya dan melekat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, tapi seiring jaman yang tengah berkembang dengan sangat pesat. Kini, budaya Gotong Royong terlihat mulai lesu,  seolah mau terlepas dari akar nya, terutama terjadi dalam kehidupan masyarakat di perkotaan.

Dalam proses pendirian Taman Baca, yang dimana semua proses pendirian kita kembalikan kepada pengelola dan masyarakat sekitar. Semua itu semata-mata di lakukan demi tercipta nya kembali budaya Gotong Royong, dengan cara kerja bakti.

Selain tetap mengedepan kan program budaya membaca buku, saat ini setiap Taman Baca mulai melebar kan sayap dalam menyentuh berbagai permasalahan di sekitar. Permasalahan pendidikan, sosial, ekonomi dan kesehatan masyarakat. Kini semua itu menjadi sasaran utama program Taman Baca.

Kampung Pangkalan Desa Pada Asih Kabupaten Sukabumi, menjadi salah satu contoh dalam mengembangkan potensi yang melibat kan masyarakat, berawal dari pendirian sebuah Taman Baca, yang hanya menyediakan buku bacaan untuk masyarakat saja, kini pengelola mulai kritis melakukan penolakan pendirian sebuah peternakan ayam potong di tengah-tengah pemukiman mereka, karena masyarakat sadar akan dampak kesehatan serta kerugian yg akan mereka terima yang berasal dari peternakan ayam tersebut.
Selain itu, kini pengelola di bantu para relawan dan masyarakat mulai menyentuh bidang pendidikan yang lebih menyeluruh. Dengan berjuang mendirikan sebuah sekolah Taman Kanak-kanak gratis untuk anak kalangan tidak mampu.
Tindakan untuk sebuah solusi dari pemetaan masalah pendidikan sekitar, berawal dari sebuah gerakan Taman Baca.

Beda cerita dengan Kampung Cibiru Desa Cicantayan Kab Sukabumi, mereka turut mengembangkan aneka macam permainan tradisional ke dalam program taman baca mereka. Perkembangan aneka macam permainan tradisional mulai terlihat berkembang pesat di lingkungan Taman Baca, bahkan sampai ke wilayah lain nya.
Berkat konsistensi serta kegigihan para pengelola dan pemuda sekitar dalam mengangkat dan mengembangkan kembali aneka jenis permainan tradisional yang mulai hilang, kini usaha kawan-kawan mulai berbuah manis.

Aneka jenis permainan tradisional mulai kembali di kenal masyarakat Sukabumi, bahkan sampai ke luar kota, bukti hadir nya beberapa undangan serta  partisipasi warga kampung Cibiru dalam beberapa acara dan ternobat nya kampung tersebut memjadi kampung budaya.

Berkat kerja keras para tokoh masyarakat serta para pemuda dalam mengangkat permainan tradisional serta aneka jenis makanan tradisional khas tanah Sunda di kemasan sebuah acara Festival Budaya Kampung Cibiru yang sukses di laksanakan beberapa waktu lalu.

Sebuah gerakan sederhana yang berasal dari sebuah Taman Baca yang berdampak pada kehidupan masyarakat sekitar, banyak ide dan gagasan serta informasi yang banyak sekali tersedia di dalam buku-buku yang tersusun rapi di dalam rak sebuah taman baca di sekitar rumah kita.

Selasa, 13 Juni 2017

SINGKONG MENJADI OBAT KANKER

" Setelah sebulan mengkonsumsi singkong pria tersebut sudah tidak lagi merasakan kanker "

Hal ini nyata pernah di alami seorang dokter yang sembuh dari kanker dengan singkong,seorang dokter yang terkena kanker,ingin mengetahui jenis makanan rutin yang mengandung vitamin B17.ternyata vitamin B17 ada dalam singkong. Jadi dokter tersebut makan singkong 100 gram tiga kali sehari. Setelah di konsumsi selama 1 bulan dia melakukan pemeriksaan kandung kemih dan beliau terkejut karena karena kandung kemih nya benar-benar sudah bersih dan normal.

Secara sederhana cara kerja singkong sebagai berikut.
Nama ilmiah vitamin B17 adalah Amygdaline, Sel kanker adalah sel yang belum matang dan memiliki enzim yang berbeda dengan enzim normal. Ketika vitamin B17 di gabungkan dengan enzim sel normal B17 akan terurai menjadi 3 jenis gula. Tetapi ketika tergabung dengan enzim sel kanker,B17 terurai menjadi : 1 gula, 1 benzaldehida, dan 1 asam hidrosianik. Asam hidrosianik inilah yang membunuh sel kanker secara lokal.

Seorang pria 70 tahun,terdiagnosis mengidap kanker prostat,istri nya yang seorang pensiunan di rumah sakit kebetulan membaca artikel "Obat ajaib untuk kanker" .

Mereka tidak punya biaya untuk pengobatan kanker dan suntikan yang di berikan membuat suami nya menjadi sangat lemah,maka nya isteri nya memberikan singkong pada suami nya.
Setelah mengkonsumsi singkong selama seminggu,kondisi nya mulai membaik,setelah sebulan makan singkong dia menjalani pemeriksaan,sejak terdiagnosis kanker  hasil test  PSA nya 280-290,tetapi setelah sebulan PSA nya menjadi 5,89.dan pria tersebut sudah tidak lagi merasakan kanker.

Ada seorang pria lain yang mengidap kanker hati dan mulai menjalani operasi,tetapi dari hasil MRI scan berikut nya,ternyata masih ada sel kanker yang belum terangkat. Dia mulai makan singkong setelah operasi,sebulan setelah makan singkong,dokter mengatakan tidak perlu di lakukan operasi lagi karena MRI scan,sel kanker itu tidak membesar.

( "Diambil dari artikel Dr Cynthia Jaysuriya yang berjudul Obat ajaib untuk kanker" ).

Jadi kenapa tidak mencoba singkong?
Singkong murah mudah di dapat,mudah memasak nya dan sangat lezat. ( "Bersyukur lah kita yang tinggal di Indonesia,mudah mendapat kan singkong,yang penting kita percaya atau tidak,disitulah obat nya" )

Cara nya sangat mudah.

I.  Pilih singkong yang segar,yang tidak ada noda biru.
II.  Rebus dan jangan tutup panci selama memasak, Ini akan membantu menguapkan kelebihan asam midrosianik.
III.  Jangan mengkonsumsi makanan yang mengandung jahe/ginger,seperti biskuit jahe dll. Sedikit nya 8 jam setelah menkomsumsi singkong,boleh di tambah sedikit garam (sebaik nya tidak pakai) asal pemakaian garam nya belakangan,jangan di awal perebusan.

Saat membeli singkong pilih lah yang berukuran sedang,tidak terlalu besar ukuran nya dan baru di cabut,lihat ujung pangkal nya,jika sudah kebiruan atau keras berarti singkong sudah beberapa hari di cabut.

Cara yang praktis potong singkong,jika terlihat putih merata dan segar berarti singkong baru dan bagus umbi nya. Jika terdapat lingkaran hitam dan keras tekstur singkong sudah tua dan akan kenyal sekali saat di masak.

Pilih singkong dengan kulit luar yang mengelupas,sehingga kulit nya merah muda.ini menandakan singkong bagus kualitas nya,singkong yang bagus akan mengembang empuk di bagian tengah dan bagian luar nya.

Selamat Mencoba.

Di ambil dari tulisan Irma Indriani pada majalalah edelweiss edisi IV Oktober-Desember 2015 dan tulis kembali oleh Sabumi Volunteer.

Sabtu, 10 Juni 2017

Tumbuh Subur nya Gerakan literasi sukabumi

Gerakan menumbuh kembangkan kembali minat baca Masyarat terutama pada anak-anak kini mulai santer di lakukan berbagai pihak di Kota Sukabumi.

Selain pemerintah yang memang konsen di bidang tersebut. Akhir-akhir ini mulai jelas terlihat geliat para komunitas yang turut serta dalam mengkampanyekan kembali gerakan Membaca Buku di wilayah masing-masing seputar Kota dan Kabupaten Sukabumi.

Dengan bukti banyak-nya bermunculan Komunitas atau pun Individu yang terjun langsung dalam kegiatan Taman Baca atau Perpustakaan Umum, mereka bergerak dengan bermacam bentuk agenda serta program yang mereka sajikan, untuk mengangkat lagi budaya membaca buku pada masyarakat luas.

Di mulai dari berdiri nya berbagai bentuk Taman Baca di tengah-tengah masyarakat, buah karya kemandirian serta keuletan para relawan yang konsen dalam bidang tersebut.
Pergerakan para relawan kini tak hanya berpusat di dalam kota saja, mereka tak segan juga rela keluar masuk kampung di berbagai pelosok.

Tekad dan tujuan para Relawan yaitu. Satu, mensosialisasi kembali pada masyarakat tentang penting-nya membaca buku, yang bertujuan sesuai visi dan misi mereka yaitu, tercipta masyarakat yang berwawasan luas dan bisa berpikir luas pula.
Terlebih untuk usia anak-anak yang masih proses menempuh dunia pendidikan, demi menunjang ilmu pengetahuan dan pendidikan yang tengah di jalani nya.

Bukan hanya mensosialisasi kan program membaca saja, mereka beekunjung dan melakukan investigasi langsung untuk pendirian Taman Baca, sekaligus membawa dan menyediakan semua buku-buku serta alat penunjang lain-nya.

Gerakan para relawan berkampanye dengan melakukan berbagai cara dan upaya, termasuk berkegiatan dengan menggunakan media sepeda motor yang telah di modifikasi sedemikian rupa, lengkap dengan rak guna mendisplay buku bacaan yang mereka bawa, berkegiatan keliling dan selalu berpindah lokasi.

Di berbagai pusat keramaian kini kita  bisa melihat kegiatan lapak baca yang di motori beberapa anak muda, menjadikan Taman Kota yang sudah berdiri dan tersebar di beberapa titik sebagai pusat kegiatan. Dan, sampai saat ini sudah berdiri lesehan lapak baca di alun-alun kota Cicurug dan Cibadak, serta di alun-alun kota Cisaat pun kini mulai terlihat lapak baca.

Kegiatan menggaung kan kembali minat baca masayarakat tak luput dari perhatian seorang anggota Polisi berpangkat Brigadir yang tengah bertugas menjadi Bhabin Kamtibmas sebuah Polsek di Kabupaten Sukabumi.

Berawal dari rasa  keperihatinan beliau akan kondisi anak-anak daerah terisolir yang kurang bisa mengakses buku bacaan secara maksimal. Kini, di sela waktu senggang kala patroli, beliau berinisiatip membawa serta buku bacaan dan melakukan interaksi langsung dengan anak-anak, yang selama ini susah sekali mengakses buku bacaan bagus dan berkualitas.

Mereka semua itu bergerak secara mandiri dan sukarela, suatu gerakan yang terlihat sangat solid, bahu membahu dalam mencari dan menggalang bantuan buku bacaan, selalu berjejaring antar satu sama yang lain. Mereka terlibat saling membantu dan mendukung demi sebuah cita-cita sederhana bersama yaitu, terbentuk nya Generasi Sukabumi Berprestasi.

Mereka tetap berjalan beriringan dengan siapa dan dimana pu juga, termasuk dengan Instansi terkait, walau sedikit pun dari gerakan mereka itu tak tersentuh oleh program pemerintah itu sendiri. apalagi saat ini Kota Sukabumi menurut informasi sudah di nobat kan sebagai Kota Literasi, tahun 2016 kemarin.

Kedepan nya kami berharap ada perhatian khusus dari pemerintah atau instansi terkait untuk membantu mereka dan siapa pun itu, yang bergerak dan berjuang di bidang Literasi. Termasuk membantu dalam hal paling utama. Yaitu, dalam hal pengadaan buku bacaan.

Karena sudah saat nya buku bacaan kini bisa tersebar rata ke semua wilayah terisolir sekalipun. Tidak hanya terpusat di dalam Kota saja.