Sabtu, 16 September 2017

Minim nya minat membaca tulisan via Blogg

Media sosial berperan aktif di dalam proses penyebaran berita dan informasi saat ini.
Berbagai macam bentuk tulisan yang bertujuan memberikan informasi begitu mudah di akses dan di dapat kan.

Menurut Data Kemenkominfo, saat ini hampir 60 juta penduduk Indonesia mengakses internet dan memiliki gadget dan 95% diantara nya berjejaring dalam media sosial.

Sudah di pastikan informasi sekecil apa pun, dari yang penting sampai yang tidak penting sekalipun, gampang sekali muncul di wall media sosial kita, karena pemilik gadget atau pemilik media sosial yang begitu akrab di sebut netizen, saat ini begitu mudah untuk menulis kan informasi tentang apapun tentang apa pun di wall media sosial pribadi nya.

Dengan data kemenkominfo tersebut, tidak bisa menjadi jaminan atau sebuah tolak ukur kalau minat baca masyarakat yang melek internet, aktif berselancar dalam dunia maya tersebut memiliki minat baca yang tinggi.

Sampai ada tulisan yang menarik dari netizen yang menyebutkan kalau penduduk Indonesia, adalah penduduk dengan tingkat minat baca yang rendah namun memiliki tingkat kecerewetan yang sangat tinggi, Dan, menjadi penduduk paling cerewet peringkat ke 5 di dunia.

Bahkan ia juga menyatakan, dengan kecerewetan nya itu telah menjadikan penduduk Indonesia menjadi sasaran paling empuk untuk penyerangan isu dan berita hoax.

Itu semua di sebabkan karena mereka malas membuka dan membaca dan mencerna isi berita informasi lewat blogg yang tersebar di wall media sosial mereka, mereka terlalu malas mambaca lalu mencari dan menelusuri sumber kebenaran kabar berita tersebut.

Pantas saja saat ini para netizen di Indonesia lebih mudah terprovokasi sebuah judul tulisan saja, mereka terkadang hanya melihat judul tulisan nya saja, tanpa mau membuka, membaca atau sampai menelusuri sumber tulisan tersebut.

Hanya melihat judul tulisan yang di anggap itu tulisan menarik dan paling benar, walau hanya versi mereka saja, tanpa fikir panjang langsung like dan share, karena mereka anggap tulisan ini patut di share dan di konsumsi khalayak luas, walau pun belum tentu bisa di pertanggung jawab kan perihal kebenaran serta sumber nya.

Terkadang sebuah tulisan saat ini bisa menimbulkan pro dan kontra, memancing perdebatan yang berlarut, bahkan sampai mengarah ke perpecahan dan berujung pada pelanggaran hukum karena di jerat UU ITE.

Beberapa waktu terakhir ini, kami bersama para rekan-rekan yang tergabung dalam Komunitas Literasi Sukabumi tengah berupaya belajar menulis lewat aplikasi blogg, tulisan berupa berita, curhatan si penulis, atau pun tulisan kisah-kisah insfiratip membangun lain nya, tulisan buah pemikiran atau pun opini yang kami tulis dalam blogg dan langsung kami share lewat berbagai media sosial pribadi masing-masing.

Ternyata respon masyarakat luas tentang tulisan yang tertuang lewat aplikasi blog dan web sangat lah rendah, belum begitu bisa menarik minat para netizen untuk membaca.

Tulisan-tulisan yang tertuang dalam bentuk aplikasi seperti itu belum begitu bisa menarik minat para pembaca, berbanding terbalik dengan tulisan langsung berupa status (tweet).

Masyarakat umum (netizen), tenyata lebih tertarik membaca tulisan berupa status atau tweet media sosial ketimbang membaca tulisan yang berasal dari aplikasi blogg buah pemikiran yang berisikan cerita yang berasal dari pengalaman, kegiatan positive dan membangun dari orang-orang di sekitar kita.

0 komentar:

Posting Komentar