menulis ala ipong

pinter karena membaca.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 22 September 2017

Artist Residency 2017. Seniman mukim Festival Pangkalan.

Artist Residency 2017 atau seniman mukim. Para seniman dari berbagai kota akan mukim berturut - turut selama tiga hari dan berbaur bersama warga sekitar.

Peserta akan menetap dan bermukim di rumah warga serta melakukan aktivitas sehari - hari bersama warga lokal.

Selama bermukim para peserta akan di pandu oleh masyarakat lokal ke berbagai tempat unik dan ber potensi, yang di miliki dan tersimpan di sekitar Kp Pangkalan Desa Pada Asih Kec Cisaat Kab Sukabumi.

Hari Kamis (21/9/17) peserta Artist Residency 2017 mulai berdatangan ke Kota Sukabumi, mereka datang dari berbagai kota di seluruh Indonesia.

Para seniman yang berdatangan mulai berkumpul untuk melakukan registrasi ulang dan brifieng bersama para panitia sambil istirahat sejenak sampil menikmati pemandangan sore hari di objek wisata Gunung Sunda, salah satu objek wisata yang di miliki Kec Cisaat.

Sekitar pukul 19.30 para peserta di pandu langsung oleh panitia menuju ke titik pusat kegiatan utama.

Di gapura pintu masuk Kp Pangkalan yang tepat di sisi barat lereng Gunung Sunda, penampilan kesenian Dogdog lonjor, Karinding Karreta, serta letusan bunyi meriam bambu menjadi pertanda di mulai nya upacara penyambutan para peserta.

Upacara di lakukan oleh semua lapisan warga serta tokoh masyarakat setempat. Penerangan cahaya dari ratusan obor yang di pasang sepanjang jalan, menjadi penambah rasa sakral dalam ritual upacara penyambutan.

Ritual meminum air dari sumber mata air Kp Pangkalan tidak ketinggalan di lakukan, yang bertujuan agar para peserta di harap kan bisa betah  menyatu bersama alam dan lingkungan sekitar.

Upacara penyambutan di pimpin langsung oleh sesepuh tokoh Kp Pangkalan, Bapak H. Nurdin. Beserta tokoh masyarakat lain nya.

Pementasan beragam bentuk kesenian yang di tampil kan warga lokal pada sebuah panggung hiburan sederhana di halaman sebuah TK, menjadi pembuka sekaligus penutup acara penyambutan para peserta seniman mukim.

Para seniman yang berasal dari kota Jakarta, Bandung, Bekasi, Tanggerang, Jogjakarta dan seniman lokal Sukabumi, turut juga ambil bagian dalam kegiatan yang akan berlangsung dari tanggal 21 sampai  24 September 2017.

Selama tiga hari para seniman yang belatar belakang dan ber bidang seni berbeda ini akan melakukan observasi, pemetaan serta melakukan pengumpulan materi yang akan menjadi bahan karya mereka, sekaligus melakukan pembimbingan pada masyarakat lokal berdasar kan bidang seni masing-masing.

Para peserta  "Artists Residency 2017" akan menjadi mentor bagi warga lokal dalam proses menumbuh kembang kan potensi - potensi lokal yang dapat di kembang kan secara ber kesinambungan dan berdampak pada kehidupan masyarakat di kemudian hari.

Para seniman bidang Seni Rupa, Teater, Tari dan Media, mereka berkumpul akan mengolah dan berdiskusi tentang potensi budaya dan masyarakat yang nanti nya akan di tampil kan menjadi sebuah pentas seni dan pameran karya, yang melibat kan masyarakat lokal di puncak acara, pada akhir bulan Oktober mendatang.

Kamis, 21 September 2017

Festival Kampung Pangkalan 2017

Sebuah acara Festival berlangsung marathon sejak bulan Agustus hingga Oktober, di Kampung Pangkalan Desa Pada Asih Kec Cisaat Kab Sukabumi.

Festival Pangkalan 2017

Sebuah kegiatan acara atau program yang menitik beratkan pada penggalian dan pemanfaatan potensi lokal berbasis pemberdayaan masyarakat.

Kegiatan ini banyak melibat kan dan di hadiri para seniman dan komunitas yang  berasal dari dalam dan luar Kota Sukabumi.

Bahkan seorang turis dari luar negri berkebangsaan Spayol pun pernah berkunjung dan hadir dalam acara ini.

Selama kegiatan berlangsung para seniman dan komunitas akan menjadi mentor bagi warga lokal khusus nya Kp Pangkalan dalam proses menumbuh kembangkan potensi-potensi lokal yang dapat di kembangkan, secara berkelanjutan.

Sejak bulan Agustus, setiap akhir pekan  berbagai kegiatan telah berhasil di suguhkan dalam acara Festival Pangkalan 2017 ini.

Seperti Sinema Rakyat sebuah kegiatan nonton film hasil para komunitas film Sukabumi. Klinik gitar. Workshop wayang Sukuraga bersama maestro seni asli kota Sukabumi, dengan ki dalang Fendi Sukuraga.

Workshop relawan TIK yang memakai tema internet manfaat internet sehat. Serta aksi donasi berbagai macam ATK dan buku bacaan, untuk kebutuhan pendidikan sebuah sekolah TK gratis yang berdiri di Kp Pangkalan.

Penampilan puisi karya warga masyarakat pun tidak ketinggalan turut di pentaskan dalam menyambut hari puisi.
Serta belajar membaca dan menulis musik bareng PSM Sinfonia Ummi yang di pimpin para Mahasiswa Universitas Muhamadiyah Sukabumi.

Semua pertunjukan dan workshop tersebut melibatkan warga lokal Kp Pangkalan, yang bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat dalam jangka panjang.

Terutama di bidang seni dan budaya yang berada di sekitar kampung Pangkalan untuk bisa di kembang kan kembali sesuai potensi dan kemampuan yang di miliki masing - masing masyarakat terutama para pemuda dan anak-anak sebagai cikal bakal pewaris semua bentuk kesenian dan kebudayaan   agar tetap lestari untuk di waris kan ke anak cucu kita kelak.

Seperti di utarakan kedua orang hebat Den Aslam dan Dede Rizal selaku penggagas dan penanggung jawab semua kegiatan Festival Kp Pangkalan 2017 ini.

Semua rangkaian kegiatan ini, di harap kan bisa membawa perubahan pada masyarakat dan mampu berdampak langsung pada kesejahteraan warga masyarakat khusus daerah terisolir, seperti Kp pangkalan Desa Pada Asih tersebut. Dan, nanti nya bisa di jadikan program percontohan dan bisa di laksanakan di kampung lain nya.

Sabtu, 16 September 2017

Minim nya minat membaca tulisan via Blogg

Media sosial berperan aktif di dalam proses penyebaran berita dan informasi saat ini.
Berbagai macam bentuk tulisan yang bertujuan memberikan informasi begitu mudah di akses dan di dapat kan.

Menurut Data Kemenkominfo, saat ini hampir 60 juta penduduk Indonesia mengakses internet dan memiliki gadget dan 95% diantara nya berjejaring dalam media sosial.

Sudah di pastikan informasi sekecil apa pun, dari yang penting sampai yang tidak penting sekalipun, gampang sekali muncul di wall media sosial kita, karena pemilik gadget atau pemilik media sosial yang begitu akrab di sebut netizen, saat ini begitu mudah untuk menulis kan informasi tentang apapun tentang apa pun di wall media sosial pribadi nya.

Dengan data kemenkominfo tersebut, tidak bisa menjadi jaminan atau sebuah tolak ukur kalau minat baca masyarakat yang melek internet, aktif berselancar dalam dunia maya tersebut memiliki minat baca yang tinggi.

Sampai ada tulisan yang menarik dari netizen yang menyebutkan kalau penduduk Indonesia, adalah penduduk dengan tingkat minat baca yang rendah namun memiliki tingkat kecerewetan yang sangat tinggi, Dan, menjadi penduduk paling cerewet peringkat ke 5 di dunia.

Bahkan ia juga menyatakan, dengan kecerewetan nya itu telah menjadikan penduduk Indonesia menjadi sasaran paling empuk untuk penyerangan isu dan berita hoax.

Itu semua di sebabkan karena mereka malas membuka dan membaca dan mencerna isi berita informasi lewat blogg yang tersebar di wall media sosial mereka, mereka terlalu malas mambaca lalu mencari dan menelusuri sumber kebenaran kabar berita tersebut.

Pantas saja saat ini para netizen di Indonesia lebih mudah terprovokasi sebuah judul tulisan saja, mereka terkadang hanya melihat judul tulisan nya saja, tanpa mau membuka, membaca atau sampai menelusuri sumber tulisan tersebut.

Hanya melihat judul tulisan yang di anggap itu tulisan menarik dan paling benar, walau hanya versi mereka saja, tanpa fikir panjang langsung like dan share, karena mereka anggap tulisan ini patut di share dan di konsumsi khalayak luas, walau pun belum tentu bisa di pertanggung jawab kan perihal kebenaran serta sumber nya.

Terkadang sebuah tulisan saat ini bisa menimbulkan pro dan kontra, memancing perdebatan yang berlarut, bahkan sampai mengarah ke perpecahan dan berujung pada pelanggaran hukum karena di jerat UU ITE.

Beberapa waktu terakhir ini, kami bersama para rekan-rekan yang tergabung dalam Komunitas Literasi Sukabumi tengah berupaya belajar menulis lewat aplikasi blogg, tulisan berupa berita, curhatan si penulis, atau pun tulisan kisah-kisah insfiratip membangun lain nya, tulisan buah pemikiran atau pun opini yang kami tulis dalam blogg dan langsung kami share lewat berbagai media sosial pribadi masing-masing.

Ternyata respon masyarakat luas tentang tulisan yang tertuang lewat aplikasi blog dan web sangat lah rendah, belum begitu bisa menarik minat para netizen untuk membaca.

Tulisan-tulisan yang tertuang dalam bentuk aplikasi seperti itu belum begitu bisa menarik minat para pembaca, berbanding terbalik dengan tulisan langsung berupa status (tweet).

Masyarakat umum (netizen), tenyata lebih tertarik membaca tulisan berupa status atau tweet media sosial ketimbang membaca tulisan yang berasal dari aplikasi blogg buah pemikiran yang berisikan cerita yang berasal dari pengalaman, kegiatan positive dan membangun dari orang-orang di sekitar kita.

Jumat, 15 September 2017

Bantu kembalikan senyum dan harapan Ahmad Sopyan

Ahmad Sopyan (14). Sejak usia 3 tahun sudah berpisah dengan ibu kandung, sang anak di bawa sang bapak pindah ke kota Bandung.

Sudah 11 tahun, sejak perceraian kedua orang tua nya, kabar keberadaan Ahmad Sopyan beserta bapak kandung hilang seolah raib di telan bumi.
Hari raya Idul Adha 1438 H adalah moment kebahagiaan pihak keluarga besar Ahmad Sopyan yang tinggal di Kp Tegal Sereh Desa Cimangkok Kab Sukabumi.

Keberadaan sang anak akhir nya menemukan titik terang. Setelah melakukan pencarian bertahun-tahun yang di lakukan sang ibu kandung, kini berbuahkan hasil.

Sang paman yang yang tinggal di Kota Bandung, sudah lama pula berusaha menelusuri keberadaan ibu kandung sang anak.
Moment Idul Adha, dengan berbekal alamat yang tercantum dalam surat nikah sang ibu, keberadaan keluarga si ibu berhasil di temukan.

Kabar bahagia di sambut semua keluarga besar Ahmad Sopyan yang tinggal di Sukabumi.
Tapi, suasana bahagia tidak berlangsung lama, seketika berubah menjadi tangisan, setelah kondisi sesungguh nya sang anak di ketahui pihak keluarga.

Pihak keluarga senantiasa berharap kabar baik dan mereka bermimpi kalau suatu hari nanti kepulangan Ahmad Sopyan ke Sukabumi, pasti dengan banyak perubahan sesuai yang mereka impikan.
Kini, kondisi sang anak hanya bisa tergolek lemas di ruangan rawat inap RSUD Kota Sukabumi, hanya terlihat selang yang masuk ke dalam saluran hidung dan tangan guna men suplay nutrisi ke dalam tubuh nya.

Entah berapa tahun lama nya sang anak di terlantar kan bapak kandung nya sendiri, sampai kondisi sang anak kini sungguh sangat ironis dan memprihatinkan.
Dalam usia 14 tahun berat badan sang anak mungkin tak lebih dari hitungan jumlah umur nya.
Badan hanya tinggal menyisakan tubuh kering kerontang, yang terlihat hanya tulang berbalut kulit.

Entah apa yang menjadi permasalahan sang bapak hingga tega berbuat seperti itu kepada anak nya, yang tak lain anak kandung nya sendiri.

Selain kekurangan gizi akut, Ahmad Sopyan pun sama sekali tak pernah menginjakan kaki di bangku sekolah, alias "NOL BESAR" dalam segi pendidikan.

Kini, Ahmad Sopyan membutuh kan bantuan dan uluran tangan kita semua, untuk mencukupi kebutuhan susu nutrisi serta biaya lain nya.

Mari bantu kembalikan senyum serta kondisi tubuh sang anak yang kini habis karena kekurangan gizi, mari kita ambil bagian demi terwujud nya secuil senyum harapan dan masa depan sang anak.

Kami juga berharap pihak berwenang bisa secepat mengusut tuntas kasus sang bapak kandung sesuai hukum yang berlaku di negara ini.

Bantuan bisa di salurkan melalui Rek BCA 3770189518 a/n Ahmad Saripan.
Untuk konfirmasi bantuan via WA di 081381855626 (ipong). SABUMI VOLUNTEER.


Minggu, 03 September 2017

Ngaji diri wayang Suku Raga

Ngaji sukuraga, upaya mengenal diri melalui pendekatan budaya wayang sukuraga ( wayang anggota tubuh ).

Sabtu 3/9/17, sebuah pertunjukan seni asli Kota Sukabumi, menjadi salah satu pengisi materi dalam rangkaian acara Festival Kampung Pangkalan 2017. Desa Pada Asih, Cisaat Kab Sukabumi.

Pagelaran yang di kemas dalam kegiatan workshop tersebut menampilkan sebuah pertunjukan apik sarat dengan filosofi dan pesan karya sang seniman sekaligus ki dalang Bapak Effendi atau lebih di kenal dengan sapaan Fendi Sukuraga.

Sang maestro seni yang menciptakan kesenian wayang sukuraga. Dan, sejak tahun 2016 kesenian wayang sukuraga tersebut telah di tetap kan sebagai salah satu kesenian yang berasal dari Kota Sukabumi.
Wayang sukuraga mempunyai tokoh yang unik, karena dalam setiap pertunjukan nya ki dalang tidak membawa atau pun menampil kan tokoh-tokoh pewayangan seperti yang sudah lazim dalam kisah pewayangan lain nya, seperti kisah mahabrata dan ramayana.
Ngaji sukuraga setiap pentas nya menyuguh kan tokoh yang berasal dari anggota tubuh kita sendiri, seperti tokoh si mata, si telinga, si hidung, mulut, tangan dan anggota tubuh lain nya.

Dalam kegiatan ngaji sukuraga yang di hadiri seluruh lapisan masyarakat dari anak kecil hingga para orangtua di Kp Pangkalan tempo hari, kang Fendi Sukuraga membawa kan tema " Hidup Sauyunan" atau "Kompak".

Beliau dengan media wayang nya, memberi kan wejangan dan pesan yang di kemas apik kedalam cerita dan tokoh wayang sukuraga.

Dalam hidup butuh peran kerja sama di dalam diri, antara tangan dan kaki, mulut dan hidung, begitu pun antara mata dan telinga, karena hidup adalah kerja sama. Begitu pun dalam menjalani hidup antar sesama mahluk sosial lain nya, di butuh kan kerja sama atau sauyunan.

Pesan moral yang di sampai kan lewat media pertunjukan seni wayang sukuraga begitu mudah di cermati dan di mengerti, karena pesan di sampai kan begitu sederhana dengan bahasa sederhana kehidupan sehari-hari.

Selain ngaji sukuraga point terpenting nya adalah mengenal kan seni wayang sukuraga pada masyarakat khusus nya anak-anak, agar mereka tidak lupa akan budaya di tengah jaman modern seperti sekarang ini.