menulis ala ipong

pinter karena membaca.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 21 Mei 2017

Hakikat Sila Kelima Menurut Pembukaan UUD 1945

Sila kelima Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 berbunyi, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila kelima inilah yang menjadi sumber asas keadilan sosial di Indonesia.

Keadilan sosial mempunyai arti keadilan yang berlaku dalam masyarakat di segala bidang kehidupan,sedangkan yang dimaksud seluruh rakyat Indonesia adalah setiap orang Indonesia mendapat perlakuan yang adil di dalam segala bidang kehidupan,baik di bidang ekonomi,hukum,politik,sosial,kesehatan serta pendidikan maupun bidang-bidang yang lain.

Sesuai dengan Pembukaan UUD 1945,maka makna dari keadilan sosial mencakup pengertian Adil dan Makmur.

Asas keadilan sosial mencakup pengertian bahwa kepentingan rakyat harus diutamakan dan didahulukan.setiap orang harus merasakan kebahagiaan hidup secara merata.

Negara Republik Indonesia yang di proklamirkan pada tanggal 17 agustus 1945 bukan lah milik perseorangan atau pun milik segolongan masyarakat ,melainkan milik seluruh rakyat Indonesia. Maka,sudah selayak nya jika kepentingan rakyat harus di dahulukan dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan.

Sudah merupakan kodrat,bahwa manusia terdiri atas unsur jasmani dan rohani. Oleh karena itu,keadilan di dalam pemenuhan kebutuhan kehidupan jasmani harus sejalan dengan ke adilan di lama pemenuhan kebutuhan kehidupan rohani. Dengan kata lain,bahwa keadilan harus meliputi keadilan di bidang materiel dan spiritual.

Pengertian ini mencakup pula pengertian adil dan makmur yang dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia secara merata.

Minggu, 14 Mei 2017

Saudara ku yang terisolasi

Bangunan gedung sekolah dasar negri yang hanya mempunyai satu ruang kelas.ruang kelas berdinding kayu lapuk yang menaungi kegiatan belajar sembilan siswa/i di pelosok sukabumi.

SDN Cirengrang yang berdiri jauh dari jalur utama kecamatan tegal buled.menyisakan ke getiran yang amat mendalam jika kita melihat secara langsung kondisi bangunan yang sungguh memprihatin kan.

Kondisi akses jalan yang terbatas,sumber daya manusia yang rendah serta kelengkapan fasilitas kesehatan yang nyaris tidak ada.membutuh kan sentuhan pembangunan secepat nya.

Masyarakat terisolir Kp Cirengrang membutuh kan pembangunan jalan,pembangunan infrastruktur akses jalan jauh lebih baik bagi mereka dari pada apa yang di gembor kan semua kalangan dan berbagai pihak di sukabumi selama ini.

Terutama bidang pariwisata serta sektor industri yang sedang gencar di gaung kan pemerintah saat ini.semua itu di rasa tidak berdampak apapun pada kelangsungan hidup masyarakat Kp Cirengrang yang senantiasa hidup serba tertinggal.

Akses jalan lah penyebab utama ketertinggalan warga Kp Cirengrang dalam berbagai bidang selama ini.akses jalan yang parah penyebab utama pembangunan terhambat dan mobilitas warga terhambat.
Tiga jalur jalan yang sudah masyarakat buka selama ini,dengan cara swadaya serta bergotong royong dalam hal pengerjaan nya,tidak membuat kehidupan mereka menjadi lebih baik.akses jalan yang sudah masyarakat buka masih jauh dari kata layak.jalan setapak yang melewati beberapa punggungan perbukitan serta membelah bebebrapa lahan persawahan warga,kadang melintasi aliran sungai yang tanpa ada nya kontruksi jembatan.

Belajar tanggung jawab dari bocah pelosok

Menjadi pemimpin serta pelindung anak perempuan adalah tanggung jawab hebat nya.

Pagi itu di dalam hutan (dusun cikawung) tanpa di sengaja kami bertemu rombongan beberapa anak Sekolah Dasar yang hendak berangkat menuju sekolah.

Dadeng (10) bocah laki-laki kelas 4 SDN Cikawung sudah terbiasa menjadi rekan sekaligus pelindung anak-anak perempuan di kampung nya.

Setiap hari Dadeng beserta ke enam teman nya warga Kampung Ciseuti Desa Rambay Kec Tegal Buled harus rela berjalan kaki sejauh empat kilo meter.

Sejak pukul 05.60 pagi Dadeng denga beberapa teman nya sudah meninggal kan rumah guna mencapai sekolah,dengan menyusuri jalan setapak yang bisa di bilang akses nya sangat sulit sekali apalagi pada musim penghujan,ia berjalan melalui beberapa tanjakan dan turunan curam dengan kedua sisi nya yaitu lereng dan jurang dalam.

Rapat nya pepohonan serta gelap nya hutan jati dan beberapa hektar perkebunan palawija warga sudah menjadi menu wajib yang harus di lalui Dadeng setiap hari guna mencapai gedung sekolah nya.

Sepajang jalan Dadeng harus senantiasa waspada akan keselamatan diri sendiri serta teman-teman nya,ia berjalan di depan sebagai pemimpin rombongan dan terkadang di saat melalui akses jalan yang di rasa cukup sulit Dadeng rela menunggu dan membantu serta memastikan satu persatu teman nya hingga aman.

Tanpa di sadari beban tanggung jawab bagi bocah se usia Dadeng dalam menjaga keselamatan teman-teman nya memang di rasa sangat lah berat dan patut mendapat kan apresiasi penuh.

Bagi anak seusia Dadeng di daerah perkotaan mungkin masih dalam usia manja-manja nya kepada orang tua mereka dan mungkin saja masih jauh dari kata mandiri dan rasa tanggung jawab pada diri nya apalagi pada teman serta orang lain.

Selain akses jalan yang bisa saja membuat mereka kecelakaan setiap saat serta gangguan binatang buas selama ini juga menjadi momok menakut kan dan menjadi hambatan terberat mereka dalam proses meraih kan ilmu pendidikan di bangku sekolah.

Tapi beban berat tak ter gurat sedikit pun pada wajah anak dari keluarga seorang petani itu,sosok anak hebat yang menjadi teman sekaligus menjadi pelindung teman-teman nya.
Tapi sehebat-hebat nya Dadeng,ia tetap masih anak kecil yang masih menjadi tanggung jawab dan butuh bimbingan bersama dalam proses meraih kan pendidikan layak nya.

Rasa bangga dan salut kami curah kan pada tulisan kami kali ini.

Semoga di masa depan para pemimpin negri ini terlahir dari sosok anak indonesia seperti Dadeng.

Upaya warga kampung ciseuti dalam memerdekakan diri

Negara ini sejak lama sudah merdeka,tapi rasa kemerdekaan itu seolah belum dirasa dan bisa menyentuh warga masyarakat di salah satu kedusunan Cikawung.Kampung Ciseuti Rt 07/04 desa Rambay Kec Tegal buled Kab Sukabumi.

Demi sebuah aliran listrik,warga Kp Ciseuti yang berpenghuni 31 KK serta mempunyai jumlah atap bangunan 28 itu pun rela mengeluarkan dana swadaya sebesar 30 juta rupiah,untuk pemasangan 2 paket KWH.
Itu pun masih sistem rafling atau titip KWH di kampung terdekat,lalu menarik kabel ke kampung nya.

Anggaran yang berhasil mereka kumpul kan ternyata di tempuh melalui berbagai cara dan upaya.
Dahulu ke 20 jumlah warga yang tergolong kategori mampu melakukan kolektipan dana untuk anggaran pemasangan listrik.

Rasa miris terdengar di saat dulu warga melakukan pengumpulan dana untuk pemasangan listrik tersebut.mereka rela menjual harta benda termasuk menjual tanah,ternak dan hasil pertanian lain nya demi masuk nya aliran listrik dan cahaya lampu di kampung mereka.

Setelah listrik mereka nikmati,kini masyarakat ciseuti yang bermayoritas sebagai petani di hadap kan dengan permasalahan beban tagihan listrik yang selalu membengkak setiap bulan nya,untuk tagihan bulan sekarang saja sudah mencapai angka 1,5 juta rupiah.itu tagihan untuk kedua paket KWH,pembayaran tagihan setiap bulan di bagi rata ke 20 KK.

Tagihan masing-masing KK bisa mencapai biaya sebesar 80rb rupiah setiap bulan nya.padahal untuk pemakaian kita cuma pakai 3 gantungan lampu dan televisi saja,itu pun tidak semua warga memiliki televisi,ujar ketua RT.

Infrastruktur serta fasilitas umum yang tersedia hanya sebuah mesjid,tanpa ada MCK bahkan hanya untuk sekedar tempat mengambil air wudhu pun tidak tersedia di sana.pokonya semua pelayanan selama ini terpusat di Kp cikawung

Kunjungan rutin untuk pelayanan posyandu pun baru mereka rasakan kan sejak 3 bulan terakhir,dulu untuk posyandu ibu-ibu beserta balita nya harus rela datang ke kampung sebelah yaitu Kp cikawung.

Untuk para siswa sekolah dasar mereka terpaksa harus rela berangkat lebih awal sejak pukul 05.30 wib.sekolah terdekat mereka yaitu SDN Cikawung yang berjarak sejauh 4 Km.
Kp ciseuti mempunyai jumlah anak sekolah dasar berjumlah 7 orang siswa/i yang setiap hari berjalan menyusuri hutan.

Kalau musim hujan anak-anak terpaksa melibur kan diri,karena mengingat akses jalan sangat tidak mungkin di lewati apalagi oleh usia anak-anak,kasihan mereka.ujar seorang ibu yang anak nya duduk di bangku kelas 4 tersebut.

Kini seluruh masyarakat di bantu warga kedusunan cikawung aktif melakukan Kerja bakti rutin setiap hari selasa setiap minggu nya,guna membuka akses jalan sepanjang 4 km yang mempunyai lebar 1,5 meter.

Kegiatan gotong royong yang dilakukan oleh seluruh masyarakat kini sudah berjalan hampir tiga bulan dan baru berhasil membuka jalur kurang lebih sejauh 700 meter.

Seluruh masyarakat berkeinginan kuat mempunyai sebuah akses jalan yang bisa di lewati kendaraan roda dua bahkan roda empat untuk menuju kampung mereka.

Semua itu terpaksa mereka lakukan demi upaya membebaskan diri dari rasa keterisoliran nya selama ini.karena jika tetap menunggu peran atau bantuan dari pemerintah untuk membuka kan akses jalan bagi mereka,itu sangat lah kecil sekali kemungkinan nya dan mungkin terlalu lama.

"  Abot kang pami akses jalan kieu mah,komo deui lamun pas aya warga nu sakit tengah peuting ",ujar kang via.

Jika ada salah satu warga yang sakit,itu semua bagai mimpi buruk bagi sebagian warga ciseuti,karena saat itu juga semua warga harus rela berjibaku dengan alat sarung dan pikulan sebagai tandu guna menggotong sang pasien demi sebuah pengobatan kesehatan ke puskesmas terdekat.walaupun terjadi dalam kondisi tengah malam sekalipun.

Menurut Bapak Hasan ketua RT Kp Ciseuti saat ini berbagai program pemerintah yang tengah di gembar gembor kan di rasa belum sampai kesana apalagi merata di rasakan semua warga masyarakat kampung Ciseuti.

Rasa bosan kini di rasa Bpk Hasan,sering sekali beliau melakukan pengajuan permohonan pembangunan infrastruktur untuk kampung nya,tapi sampai saat ini hampir sudah 20 thn,beliau hanya mendapat kan sebuah janji dan jawaban " Insya allah dan Insya allah " saja.dari para pemangku kebijakan setempat.

Berarti kita harus berusaha sendiri dalam mensejahterakan warga termasuk untuk mendapat kan rasa kemerdekaan itu,walau pun harus di tempuh dengan berbagai hal serta cara sendiri dan dengan biaya sendiri pula.
Jika suatu hari ada bantuan dana untuk pembangunan di sini,dari mana pun itu,saya bersama warga siap bergotong royong dalam melakukan pengerjaan nya.pungkas sang ketua RT.