Senin, 02 Oktober 2017

Melestarikan kopi bersama Komunitas Edu Kopi.

Negara Indonesia sejak dari jaman penjajahan telah terkenal sebagai negri agraris penghasil biji kopi terbaik.

Para petani pendahulu di negara ini, sejak dahulu telah berhasil mengembangkan berbagai varietas tanaman kopi pilihan, seperti jenis tanaman kopi Arabica dan Robusta.

Negara Indonesia yang ber iklim tropis, mempunyai kontur tanah nya sangat cocok sekali untuk pengembangan berbagai jenis tanaman, termasuk tanaman jenis kopi.

Kualitas kopi Indonesia, tidak akan di ragukan lagi ke unggulan kualitas nya. Sejak jaman dulu jenis kopi dari negara Indonesia mempunyai pasar di eropa, bahkan pernah merajai pasar eropa dan meraih peringkat satu sebagai kopi terbaik di dunia.

Saat ini, bisa di katakan mayoritas penduduk usia dewasa di Indonesia adalah konsumen kopi, untuk sebagian masyarakat di negri ini, minum secangkir kopi bahkan lebih dalam setiap hari nya, itu bisa di katakan hal yang sudah lazim, bahkan wajib hukum nya.

Secangkir kopi sudah di percaya oleh sebagian besar masyarakat adalah minuman penyuplay energi ke dalam tubuh yang bisa membantu ketahanan energi tubuh dalam melakukan berbagai aktivitas.

Di indonesia berbagai merek dagang kopi terjual bebas di pasaran, dari pasar modern hingga tradisional, sekelas warung kecil pun sudah di pastikan tersedia berbagai jenis merek dagang kopi instan yang di kemas dalam bentuk sachet.

Harga jual yang di tawarkan pun sangat beragam dan bisa di katakan sangat lah terjangkau untuk semua kalangan, setiap sachet dengan berat 150g yang hanya cukup untuk di sajikan dalam satu cangkir kopi, di jual dengan harga  Rp 1.000 hingga Rp 3.000/sachet, sudah tersedia berbagai varian rasa.

Selama ini para petani kopi di berbagai daerah berbeda di Kab Sukabumi, menjual hasil panen biji kopi kepada para pengepul kisaran harga Rp 1.000 hingga Rp. 2.000 untuk setiap kg ceri kopi.

Harga yang sangat tidak layak untuk setiap kilo biji kopi yang di hasil kan, mengingat harga jual kopi asli saat ini di pasaran sangat lah tinggi, berbeda dengan harga murah kopi sachetan. Karena kopi sachetan mungkin saja sudah tidak 100% menggunakan bahan baku kopi asli, bahkan ada yang sudah di campur bahan jagung.

Berawal dari keprihatinan akan kesejahteraan para petani kopi, sekumpulan para pemuda yang peduli akan kelestarian kopi aseli tanah Indonesia.
Membuat wadah demi membantu meloloskan para petani dari ketidak tahuan akan khasiat dan manfaat bahkan kualitas kopi yang di hasil kan nya, supaya tidak lagi melakukan penanaman, pemeliharaan bahkan menjual biji kopi tanpa melalui dulu proses yang semesti nya.

Selain melakukan edukasi berkesinambungan kepada para petani.
Komunitas Edukopi ini juga secara bertahap melakukan pendekatan kepada para petani dan melakukan diskusi langsung untuk sharing seputar permasalahan yang di hadapi para petani kopi.

Peran Komunitas Edukopi sendiri, selama ini membantu memberikan edukasi seputar perawatan dan pemeliharaan tanaman kopi.

Memberikan contoh bagaimana tata cara panen yang benar, bahkan membantu petani mengurus biji kopi, di mulai dari panen, menjemur, bahkan sampai membantu agar para petani mendapat kan harga jual kopi yang tinggi.

Cara panen yang di lakukan petani selama ini di rasa salah dan bisa merugikan petani itu sendiri. Yaitu, panen dengan cara biji kopi di panen sekaligus atau di kenal dengan istilah petik sekaligus (parol).

Cara ini memaksa petani hanya mampu panen satu kali dalam satu tahun nya, sedangkan proses pemetikan biji kopi yang di saran kan kepada para petani oleh para pemuda pecandu kopi ini.

Cara panen yang benar menurut mereka adalah, di harus kan saat panen hanya di petik biji kopi yang tua (merah) saja, membiarkan yang hijau tetap tumbuh untuk bisa di petik bulan depan nya.

Cara ini akan membuat petani memiliki waktu panen setiap bulan sepanjang tahun.

Selama ini para petani masih mengejar quantity di waktu panen tanpa mempedulikan kualitas biji kopi yang akan di hasil kan.
Karena selama ini petani masih berfikir, semakin berat kilo gram yang di hasil kan waktu panen, maka akan semakin besar juga rupiah yang akan di dapat.

Komunitas Edukopi mempunyai tujuan, agar supaya para petani bisa merubah pola berfikir yang selama ini di jalani, yang tentu nya dapat merugikan petani sendiri.

Mengajak para petani supaya bisa merawat dan turut melestarikan tanaman kopi lokal sebagai warisan budaya negara Indonesia.

Senantiasa mengingat kan para petabi agar jangan mudah tergiur uang cepat yang di tawar kan para tengkulak, demi mereka mendapat kan harga murah.
Karena mengingat harga jual kopi di pasaran saat ini tidak lah murah.

Berusaha agar para petani sejahtera dari hasil tanaman kopi yang mereka tanam dan tetap menghasil kan biji kopi terbaik.

Menurut rekan - rekan Edu Kopi selama ini para petani kopi Indonesia khusus nya di wilayah Sukabumi itu seperti dalam peribahasa " Tikus mati di lumbung padi " .

Karena biji kopi kualitas terbaik yang di miliki dan di hasil kan sendiri di jual dengan harga rendah ke para tengkulak untuk di jual ke pabrik, bahkan di jual ke pasar luar negri.

Sedangkan para petani sendiri menikmati secangkir kopi sachet, hasil membeli dari warung yang entah kualitas keberapa, bahkan di ragukan keaslian kandungan biji kopi di dalam nya.
Sungguh ironi, para petani kopi negri ini,  kopi terbaik di jual murah, di saat ingin menikmati secangkir kopi, mereka membeli kopi murah.

0 komentar:

Posting Komentar