Minggu, 12 Februari 2017

WAKTU YANG TERBUANG

Tanda kesibukan anak-anak kecil usia sekolah dasar di kampung Jelegong sudah terlihat sejak pukul 04'00 wib dalam setiap rumah setiap pagi.


Dari mulai sholat berjamaah di masjid,mandi,sarapan serta menyiap kan semua alat keperluan sekolah mereka masing-masing,tak ketinggalan pula para orang tua turut mempersiap kan sebuah lampu minyak untuk penerangan jalan mereka guna menembus lereng perbukitan menuju sekolah setiap pagi nya.

Anak-anak yang bersekolah dari kampung jelegong ini harus berangkat  2 jam lebih awal dari teman-teman sekelas lain nya.

Tujuan mereka berangkat lebih pagi agar mereka bisa tepat waktu dan tidak terlambat masuk kelas guna mengikuti kegiatan belajar tepat pukul 07'00 bersama teman-teman lain nya.

Sebalik nya waktu pulang pun mereka harus ikhlas 2 jam bahkan lebih lambat sampai ke rumah dari rekan-rekan lain nya.

Nasib anak-anak sekolah SMP mungkin dirasa lebih wajar dan beruntung di banding anak-anak SD,karena jam masuk sekolah mereka pukul 01'00 siang.jadi mereka berangkat sekolah pada waktu sudah terang yaitu pukul 10'00 wib dan tiba di rumah mungkin disaat malam sudah tiba.

Mereka berjalan bergerombol beriringan,melewati jalan becek berlumpur yang berkelok menembus gelap serta pekat nya kabut di tengah hektaran tumbuhan ilalang liar,membelah ladang tanaman huma (sejenis tanaman padi tadah hujan) warga,terkadang harus melewati turunan curam serta jalanan terjal yang mendaki beberapa bukit.

Sehari 4 jam atau bahkan bisa lebih jika cuaca musim penghujan tiba.sebagian waktu mereka terbuang percuma di habiskan hanya untuk berjalan kaki setiap hari demi sebuah ilmu pendidikan di bangku sekolah.perhitungan waktu terbuang mereka yang sangat sederhana.4 jam setiap hari waktu yang terbuang di kali kurun waktu dalam setaun,entah berapa ratus atau bahkan bisa mencapai angka ribuan jam waktu mereka yang terbuang percuma.

Kondisi serta jarak tempuh mereka mungkin bisa di minimalisir jikalah para pemangku kebijakan bisa lebih memperhatikan kondisi mereka terutama akses jalan di daerah mereka.

Potret yang sangat kontras warga masyarakat Kp jelegong.dengan berbagai program kesejahteraan  pemerintah yang tengah di galakan selama ini,tapi semua nya belum di rasa dampak nya oleh semua masyarakat disana.

Ada yang menarik di Kp Jelegong Rt 06 Rw 03 Desa Buana Jaya Kecamatan Bantar gadung Kabupaten Sukabumi ini.

Sebagian orang tua baru mengijin kan anaknya masuk sekolah dasar pada usia 8 tahun,karena jarak sekolah SDN Bojong Koneng tepat berada di desa sebelah yang jarak 7km dan memakan waktu tempuh sekitar 2-3 jam dengan berjalan kaki.

Disini anak-anak baru boleh bersekolah ketika usia mereka sudah genap 8 tahun,ujar ketua RT kp jelegong.karena kondisi jalan yang teramat berat dan jarak yang sangat jauh untuk anak-anak se usia mereka,jadi dalam usia 8 tahun anak-anak dirasa pas dan cukup kuat untuk bisa mampu melakukan perjalan jauh berjalan kaki ke sekolah.

Pertumbuhan anak-anak disini sangat lah pesat,ada sekitar 18 anak usia 3-5 tahun.20 anak usia sekolah SD,12 anak sekolah tingkat pertama (SMP),1 anak SMU serta 1 anak remaja yang lagi melanjut kan kuliah di kota bandung.

Terlihat dari data dan jumlah anak tersebut,di kampung jelegong yang benar-benar terisolasi selama ini,pendidikan masih di bilang wajib dan mutlak untuk setiap anak.

Terbukti bahwa betapa penting nya sebuah ilmu pendidikan untuk setiap anak di sana.

Bahkan ada seorang ibu yang rela tidak pulang menjadi tenaga kerja di luar negri demi mewujud kan cita-cita anak nya mencapai pendidikan tertinggi.

Sudah beberapa tahun sang ibu masih tetap bertahan bekerja di luar negri untuk tetap bisa membiayai pendidikan anak nya sampai lulus perguruan tinggi kelak.

Sebagian besar anak-anak belajar dan mengaji dan berkegiatan malam hari lain nya hanya bisa mengandal kan cahaya penerangan dari lampu minyak berbahan bakar solar selama ini.

Permohonan agar listrik bisa masuk ke kampung mereka pun sudah lama pernah di lakukan ketua RT setempat kepada pihak-pihak terkait,tapi sampai saat ini kehadiran listrik untuk penerang kampung mereka masih menjadi bagian dari mimpi panjang mereka dan mungkin menjadi misteri yang entah sampai kapan bisa terjawab kan.

0 komentar:

Posting Komentar